Soe Hok Gie; Aktifis, Intelektual dan Pecinta Alam

"Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa, jika sekiranya ia mengambil keputusan yang mempunyai arti politis, walau bagaimana kecilnya, selalu didasarkan atas prinsip-prinsip yang dewasa. Mereka yang berani menyatakan benar sebagai kebenaran, dan salah sebagai kesalahan. Dan tidak menerapkan kebenaran atas dasar agama, ormas, atau golongan apapun." -Soe Hok Gie


Soe Hok Gie lahir tanggal 17 Desember 1942 adalah pemuda Indonesia keturunan Tionghoa, anak keempat dari lima bersaudara. Soe Hok Gie tidak mengubah namanya menjadi nama Indonesia seperti kakaknya dan tetap menggunakan nama aslinya. Soe kuliah di Universitas Indonesia Fakultas Sastra Jurusan Sejarah, menjadi aktifis muda juga penulis yang sangat kritis. Sebagai seorang penulis yang produktif berbagai artikelnya tentang kritikan terhadap pemerintah orde lama dan orde baru sudah banyak dipublikasikan di koran seperti Kompas, Sinar Harapan, Harian Kami, Mahasiswa Indonesia dan Indonesia Raya. 


Sebagai mahasiswa dan aktifis tentu Soe tidak ketinggalan turut serta dalam aksi demonstrasi di jalan,  bahkan banyak yang meyakini gerakan Soe berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno. Soe bersama beberapa teman mahasiswanya mendirikan organisasi MAPALA UI (Mahasiswa Pecinta Alam) kegiatan yang sering dilakukan adalah mendaki gunung. Soe sangat menikmati mendaki dan tempat favoritnya adalah lembah Mandalawangi. Begitulah sosok Soe yang dekat dengan alam tergambar dari kutipan Walt Whitman dalam buku hariannya "Sekarang aku melihat rahasia pembuatan orang terbaik itu adalah untuk tumbuh di udara terbuka dan untuk makan dan tidur dengan bumi." Pada tanggal 16 Desember 1969 sehari sebelum hari ulang tahunnya Soe meninggal dunia di gunung Semeru karena menghirup asap beracun di gunung itu. 

Itulah biografi singkat tentang Soe Hok Gie, jujur gue baru tau sosok Soe baru-baru ini (ampun, ketinggalan banget gue -_-!). Petama kali gue denger namanya dari seseorang yang gue kenal saat perjalanan ke gunung Gede awal bulan ini. Malam itu di lembah surya kencana, walau dalam suasana yang canggung abis kita mencoba buat ngobrol yaa sekedar mencairkan suasana. Ketika dia membicarakan sosok yang menginspirasinya buat mendaki gunung, disebutlah nama Soe Hok Gie ini dan itu bener-bener asing di telinga gue, saat dia cerita tentang film Gie yang mengadaptasi kisah hidup Soe Hok Gie gue belom terlalu antusias tapi tetep dalam pikiran gue, nanti gue bakal browsing, penasaran juga sama sosok Soe ini. Tapi nyatanya gue belom minat buat buat mencari tau, sampai tadi pagi di perjalanan menuju kantor. 

Seperti biasanya gue dengerin radio sambil random browsing, dan ketika gue denger lagu yang ear catching pas bagian lirik ".. tak pernah berhenti berjuang pecahkan teka-teki malam, tak pernah berhenti berjuang pecahkan teka-teki keadilan.." gue langsung cari lirik lagunya, ternyata itu adalah lagu soundtrack film Gie nah dari situlah gue baru semangat banget buat browsing tentang Soe Hok Gie. Gue emang bisa cepet tertarik sama lagu entah itu dari musiknya atau liriknya, dan dari lagu ciptaan Erros itulah gue jadi tertarik sama sosok Soe ini, bahkan gue sampai download filmnya malam ini juga, langsung gue tonton dan langsung gue nulis postingan ini. Btw ini udah jam setengah satu, udah capek dan ngantuk sih tapi masih pengen nulis postingan ini.

Seperti tokoh inspiratif lainnya kehidupan sosok Soe ini emang unik (yang gue liat dari filmnya) mungkin kapan-kapan gue bakal buat postingan pendapat gue tentang film Gie, gue juga jadi berminat buat baca buku-bukunya, mungkin nanti gue cari pinjeman buku dulu kalau gak ada ya beli, hehehe.. maklum mahasiswa minim budget xp
Menurut gue sosok Gie ini cukup keren, semua kata-katanya dan kutipan-kutipannya cukup bikin gue mikir dan merinding, dan Soe seorang pecinta alam! Gak heran sosoknya terkenal dikalangan pecinta alam Indonesia khususnya para hikers. Salah satu kutipan dalam buku hariannya begini "Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda." dan Soe meninggal dalam usia muda, 27 tahun (kurang sehari) berarti Soe adalah orang yang bahagia. Setuju atau enggak, menurut gue bisa jadi begitu, mengingat Soe sudah melakukan banyak hal, menjadi pengaruh besar terhadap politik di Indonesia, mungkin tugasnya sudah selesai sampai disitu walaupun impiannya belum terwujud sampai sekarang, yaitu kehidupan demokrasi yang bebas dari kepentingan ras, agama, dan partai.

Apakah masih ada ya sosok mahasiswa aktifis diluar sana yang mempunyai semangat, visi dan misi seperti Soe Hok Gie ini? 
Kalau gue jujur mungkin jiwa nasionalisme gue ini kurang, dan juga gak peduli sama politik Indonesia (seperti kata Herman, dalam film Gie "politik tai kucing") tapi setelah mengenal sosok Soe ini gue jadi sedikit tertarik dengan politik Indonesia yang sepertinya akan ada kemajuan ke arah yang lebih baik, semoga. Dan yang pasti gue jadi lebih semangat lagi buat mendaki gunung, impian gue buat mencapai puncak Semeru dan Rinjani bersama teman-teman tercinta, semoga bisa tercapai.

Dan ini lirik lagu yang membawa gue untuk lebih mengenal sosok Soe Hok Gie, lirik sederhana yang penuh dengan makna.

Gie
oleh: Eros & Okta
sampaikanlah pada ibukuaku pulang terlambat waktuku akan menaklukkan malamdengan jalan pikiranku
sampaikanlah pada bapakkuaku mencari jalan atassemua keresahan-keresahan inikegelisahan manusia
retaplah malam yg dingin
tak pernah berhenti berjuangpecahkan teka-teki malamtak pernah berhenti berjuangpecahkan teka-teki keadilan
berbagi waktu dengan alamkau akan tahu siapa dirimu yg sebenarnyahakikat manusia
keadilan, keadilan
akan aku telusurijalan yg setapak inisemoga kutemukan jawaban

referensi: http://id.wikipedia.org/wiki/Soe_Hok_Giehttp://kolom-biografi.blogspot.com/2009/02/biografi-soe-hok-gie-1942-1969.htmlhttp://lifestyle.kompasiana.com

Komentar

  1. Ini tokoh yg sering diceritakan guru sejarah di SMA. Menginspirasi katanya. Berjiwa berani, padahal dizamannya, kalo tidak mengubah nama berbau pribumi, terancam mendapat 'kekerasan'. Salut. *tapi aku belom nonton pilemnya :(*

    Btw, impiannya yg mau mendaki gunung bersama, moga kesampaian ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. kenapa dulu gak satupun guruku yang menceritakan tentang Soe ya ._.
      Filmnya juga kurang booming, aku aja gak tau ada film itu kalau gak dikasih tau.

      Amiin, makasih ya ^^

      Hapus

Posting Komentar