Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2019

ChitChatNN: Hidup Begitu Melelahkan, Mari Istirahat Sebentar

Gambar
credit: @amlptrk Setelah beberapa purnama akhirnya menulis bareng lagi dengan Nika. Kalau dengan Nika tentunya akan membahas hal-hal yang ramai dibicarakan, kali ini tentang toxic positivity . Hhh… istilah apalagi ini… Lebih baik baca tulisan Nika terlebih dulu di #ChitChatNN : Toxic Positivity , setelahnya baru balik lagi ke blog ini. Tidak balik lagi juga tidak apa-apa, sih. Rasanya lelah sekali dengan society these days yang mempermasalahkan hal apapun setiap harinya, atau hanya saya yang terlampau mengasingkan diri? Setelah masalah anxiety karena toxic people kemudian berusaha untuk spread positive vibes lalu ini malah yang terlihat positif dibilang racun juga. Sepertinya serba salah menjalani hidup dalam society . Tapi mungkin kurang lebihnya saya pernah merasakan kesalnya terpapar yang disebut toxic positivity . Suatu waktu saya dinasehati oleh kakak sepupu, semua kata-katanya sangat logis dan bernada positif tapi sialnya suasana hati saya mendadak menjadi su

Taman Ismail Marzuki Dan Impian Masa Kecil

Gambar
Pertengahan Oktober kemarin saya menonton pertunjukan orkestra di Taman Ismail Marzuki. Saat itu acara yang digelar oleh Dewan Kesenian Jakarta adalah Jakarta City Philharmonic edisi #25 bertema “Manusia dan Mesin” dengan menampilkan karya: Aldiansya, Fero “Gerigi” PROKOFIEV, Sergei “Konserto Piano Kedua dalam G Minor, Op. 16” Adams, John “Short Ride on a Fast Machine” Sibelius, Jean “Simfoni Ketujuh dalam C Mayor, Op. 105” Mossolov, Alexander “The Iron Foundry, Op. 19”   Informasi di atas saya salin dari akun instagram @jakartscouncil karena tentu saja saya tidak akan ingat karya apa saja yang ditampilkan, walau sebelumnya sudah disebutkan oleh pembawa acara. Sebenarnya saya nggak mengerti musik klasik seperti itu, yang membuat saya ingin menonton adalah karena saya belum pernah menyaksikan orkestra secara langsung di gedung teater. Ya, se- random dan clueless itu saya membuat keputusan. Kebetulan waktu itu menontonnya setelah melewati hari yang cukup lelah di kantor,