Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Ritus Pagi

Gambar
Pagi yang cukup sejuk karena matahari begitu redup.  Di satu gerbong kereta yang sedikit lenggang.  Berisikan orang-orang dengan kepentingannya masing-masing. Sambil menunggu stasiun pemberhentian, mengisinya dengan kegiatan monoton yang cukup memuakkan.  Dalam keheningan,  sebagian besar yang duduk maupun yang berdiri larut dalam keasyikan smartphone di genggaman tangan, sebagian besar lainnnya memejamkan mata tertidur atau memaksa untuk tertidur,  lainnya menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong atau memang berniat memperhatikan jalan. Lalu diriku yang selama 40 menit mencoba menyibukkan diri dengan kata-kata yang tercetak dalam sebuah buku,  namun tak berhasil dan akhirnya menuliskan ini.  Sampai akhirnya tiba di stasiun pemberhentian dan menyatu dengan puluhan pion-pion lainnya keluar stasiun dan melewati jalur yang sama untuk kemudian memulai aktivitas yang sama seperti biasa.

#ChitChatNN : Gak Harus Cantik yang Penting Senyum dengan Tulus

Gambar
Yo! Sudahkah kamu nonton film Beauty and The Beast ?   Indah ya, filmnya? Nika sampai terkagum-kagum gitu. Kagum gak hanya dengan filmnya tapi juga dengan pemainnya, dan katanya ngefans banget sama Emma Watson. Emma Watson memang agaknya mirip dengan Belle, cantik, attitudenya baik, suka baca buku. Tentu aja itu jadi daya tarik yang sangat menarik. Iya, karena perempuan yang hanya cantik itu lama-lama membosankan, am I wrong? Nah, baca nih tulisan Nika tentang fangirling-nya dia dengan Emma Watson dan pandangannya tentang perempuan cantik,  #ChitChatNN: Gak Harus Cantik Tapi... Kalau Nika memilih Emma Watson untuk mempresentasikan perempuan yang gak hanya cantik, maka gue akan memilih aktris korea yang lagi hits sebagai contoh, Kim Go Eun. Tau kan? Itu loh pemeran Ji Eun Tak di drama Goblin, hehe. Banyak yang bilang Go Eun itu gak cantik, tapi sudahkah mereka melihat senyumnya yang bersinar itu? Memang awalnya juga gue berpikir, kenapa pemain utama perempuannya bias

Sup Miso (Modified)

Gambar
Setelah nonton film “Shokubutsu Zukan” gue jadi pengen masak-masak pakai bahan yang ada di sekitar juga, tapi berhubung di sekitar rumah gue cuma ada pohon jambu biji sama rumput-rumput liar jadi gue urungkan. Lalu kepikiran mau buat sup miso, tapi di rumah cuma ada rumput laut, dan di pasar cuma nemu jamur shitake. Susah sekali mendapatkan miso dan katsuobushi, di Depok kayaknya gak ada yang jual. Jadi daripada pusing-pusing gue masak sup jamur dan rumput lautnya dengan ke-sotoy-an dan pengalaman mengolah makanan ala kadarnya aja. So, here we go . . Bahan-bahan seketemunya: Beberapa lembar rumput laut panggang 1 ons jamur shitake 2 siung bawang putih Garam secukupnya Saus tiram 300 ml air (atau terserah deh mau seberapa banyak airnya) Cara membuat: Berdoa Percaya diri dan yakin hasilnya enak Pertama eksekusi jamur shitake. Jamur itu menyerap air, jadi cara bersihin jamur shitake yang benar adalah dengan mengusapnya pakai kain bersih yang lembab

The Packer Lodge Jogja the Modern Eco-Friendly Hostel

Gambar
Sejauh ini gue gak pernah memilih hostel sebagai tempat penginapan ketika sedang jalan-jalan, apalagi hostel yang tipenya dormitory. Meski harganya lebih murah tapi yang gue liat dari foto-foto reviewnya itu kesannya minim privasi, satu ruangan dengan banyak ranjang tingkat tanpa sekat dan kamar mandi sharing. Tapi akhirnya gue menemukan hostel kece dan cukup murah (tapi bisa dibilang agak mahal, eh gimana sih) yang backpacker friendly banget pas jalan-jalan ke Jogja tiga bulan yang lalu bersama Lina. Setelah melihat review The Packer Lodge Jogja gue malah pengen pake banget nginep di sana. Sampai-sampai gue batalin booking hotel sebelumnya cuma buat ngerasain nginep di hostel ini. The Packer Lodge Jogja berada di Jl. Degan No. 3, Sosromenduran, Gedong Tengen, Jogjakarta, Indonesia. Lokasi hostel ini strategis banget berada di area wisata Malioboro, meski posisinya agak nyempil dan minim tempat parkir. Dari luar bangunan 4 lantai ini lumayan menarik perhatian dengan cat

ChitChatNN: Cinta yang Sedih

Gambar
Cinta pertama itu membelenggu, menjadi abadi di alam bawah sadar lalu menarik dan menjebak dalam nostalgia tanpa akhir. Kenyataan menyedihkan yang mungkin terjadi, bahwa setelah bertahun-tahun gue masih terbayang-bayang cinta pertama apalagi ketika gerimis di bulan November. Tapi itu gak ada apa-apanya dibandingkan Kim Shin sang Goblin yang harus menunggu 900 tahun untuk bisa bertemu dengan cinta pertamanya. Bahkan setelah bertemu pun bukan kisah bahagia yang didapat, malahan harus menghilang ketika sudah saling mencintai. Dilema yang terasa dalam monolognya, Senyumnya Mencerminkan terangnya cahaya matahari Mengingatkanku pada saat kehidupanku diambil Aku sudah menentukan keputusanku  Aku harus menghilang Sebelum aku merasakan kerinduan yang kuat selama hidupku Sebelum aku menjadi lebih bahagia dari sekarang Inilah keputusan yang harus kubuat untukmu Aku harus mengakhiri hidupku Atau  kisah cinta pertama Mayu dan Takuma dalam film Boku no Hatsukoi o K