Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Nonaria dan Hari yang Berakhir Larut

Gambar
Sabtu pagi saya membebaskan diri dengan bangun agak siang setelah malam sebelumnya pulang larut dan itu benar-benar melelahkan. Lalu saya teringat album terbaru Taylor Swift yang Jumat kemarin baru saja rilis, selesai mendengarkan satu per satu lagu dengan seksama, sepertinya untuk kesan pertama saya menyukai It’s Nice To Have A Friend dan tentu saja Lover . Wah.. mendengarkan Lover saya jadi berangan-angan di acara pernikahan saya nanti lagu ini harus diputar, ya kalau ada. Saya ingat sudah ada janji untuk menghabiskan akhir pekan di Taman Ismail Marzuki, sorenya bersiap dan langsung menuju TIM, tapi saya menyesal datang terlambat. Lalu kami langsung masuk ke gedung Teater Kecil dan mengikuti diskusi seru berjudul “Sad Story by Two Postmen between All Fish and Badrul Mustafa” yang sudah berlangsung dua puluh menit. Ini cukup menyenangkan karena salah satu penulis yang diajak diskusi ada Dea Anugrah, saya tau Dea akan mengisi acara di JILF tapi saya gak membaca susunan acara da

Hidup atau Merdeka

Gambar
Berbicara kemerdekaan Aku ingin merdeka dari uang Dari segala nilai tukar, dari segala penilaian Tidak bisa, kata kenyataan O, ternyata aku membutuhkannya untuk tetap bisa hidup  di dunia  yang tak mengijinkan yang hidup merdeka Jadi inilah pilihannya, hidup atau merdeka Kenyataan berbisik lirih padamu Jangan hidup jika ingin merdeka, jangan memimpikan merdeka jika ingin hidup Slipi, 17 Agustus 2019 Jika dipikir-pikir bagaimana bisa merasa merdeka dengan adanya revisi UU Ketenagakerjaan 13/2003 yang isinya semakin tidak memihak pada buruh. Sebelum adanya revisi UU itu saja hak-hak para buruh sudah dirampas dan diperlakukan dengan semena-mena sedangkan proses untuk meminta kembali haknya juga seakan dipersulit. Maka dengan adanya revisi UUK ini semakin mengaminkan bahwa selama ini tidak ada undang-undang yang benar-benar memihak dan membela buruh. Pasal 81 yang tentang cuti haid dan penjelasan alasan dicabutnya benar-benar bikin saya sakit ha

Penghancur Sepi

Memories consume like opening the wound I’m picking me apart again Menggelikan, baru saja merebahkan diri di kasur dalam kamar yang gelap pekat karena listrik mati, lagu itu langsung teputar di kepala seakan-akan ada yang memutarnya di radio tape. You all assume I’m safe here in my room Unless I try to start again I don’t want to be the one the battles always choose Cause inside I realize that I’m the one confused  Bukan hal yang diharapkan tapi mendadak muncul kembali, radio tape warna perpaduan biru dan abu-abu, kaset yang dipinjam tanpa diketahui oleh pemiliknya karena sang empunya sedang menetap sementara di luar kota. Di setiap malam yang tidak ada tugas sekolah, yang sepi, sendirian, menyebalkan, salah satu lagu dalam kaset itulah yang mengisinya, memecah keheningan. Sibuk mempercepat putaran kaset untuk mencari lagu yang diinginkan, mengganti sisi A ke sisi B, atau merapikan pita yang tersangkut lalu menggulungnya dengan bantuan pensil atau pulpen seda