Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

A Very "Little Venice"

Gambar
Misi jalan-jalan kali ini adalah mengunjungi “Little Venice” yang ada di area Kota Bunga, Cipanas. Setelah sebulan kemarin gue meditasi (tidak melakukan apapun saat weekend) akhirnya gue memutuskan untuk beraktivitas di luar rumah. Keseluruhan Little Venice dari satu sisi Sayangnya kali ini hanya berdua sama temen gue karena member yang lain sedang sibuk dan gak bisa ikut. Tapi gak apa kalo kata tetangga gue mah, "It’s ok. The show must go on" . Jadi setelah mencari informasi yang dibutuhkan dan mengatur rencana perjalanan beberapa hari sebelumnya, akhirnya kami (yakin) siap berpetualang. Untuk mencapai Kota Bunga kita harus menuju daerah Cipanas. Sebenarnya agak males ya, akhir pekan ke arah puncak, macetnya itu loh yang malesin. Belajar dari pengalaman yang luar biasa waktu pertama kali ke taman bunga kala itu, jadi gue mengambil rute lain dan berangkat lebih pagi lagi. Kalau sebelumnya gue naik bus dari terminal Kp. Rambutan kali ini gue naik elf dari Bogor.

Terpaksa Mengenang

Gambar
Halo, apa kabar?  (iya ini gue lagi basa-basi) Pernah gak sih kamu secara gak sengaja menemukan atau melihat benda dari masa lalu, terus akhirnya malah jadi mengenang masa-masa itu? Misalnya kayak, gak sengaja lihat benda-benda atau kado dari mantan yang sengaja masih tersimpan tapi disembunyikan . . .  eh, gak maksud buat ingetin loh ya, udah, gak usah dilirik-lirik tempat persembunyian kenangan mantannya. Setelah kemaren gue merasa terpukul karena ketika ikut tes semacam toefl gitu gue mendapatkan score yang menyedihkan, jadi malam ini gue mencari buku saku tata bahasa inggris yang jadi pedoman gue selama sekolah dulu. Dan tak disangka gue juga menemukan ini: Itu adalah buku catatan, merupakan salah satu horcrux Voldemort //gak woy. Bukan buku catatan utang, walaupun memang lebih cocok difungsikan untuk itu. Tapi itu adalah buku catatan kriminal gue, bukan! Itu buku diary gue jaman SMP. Mungkin saat itu anak perempuan seumuran gue akan punya buku diary yang ber

Disney, Chilla Kiana dan Mantan

Gambar
. . . tiada yang bisa menggantikanmu tiada yang mungkin mengisi hatiku selain dirimu, oh kembalilah… andai kata dirinya sempurna tak mengubah apapun tetapi inginkan mu meski dia sebaik dirimu all I want is you, not a copy of you Idiih…  bikin baper gak tuh liriknya xD * * * Siapa yang masa kecilnya dan sampai sekarang penuh dengan cerita-cerita putri Disney? Pasti gak asing sama lagu-lagunya, ya. Gue baru-baru ini lagi suka dengerin  The Glow, itu loh lagu buat Disney Princess franchise. Telat banget  ya gue, haha, maklumlah gue gak terlalu akrab dengan kisah para putri Disney juga lagu-lagunya, soalnya dari kecil gue lebih banyak nonton anime sama Barbie terkadang. Gue suka sama suara Shannon Saundrers di lagu The Glow, enak dengerin suaranya, liriknya juga bagus, khas Disney banget. Oh, iya, lagu itu ada versi bahasa Indonesianya yang gak kalah enak juga di dengerin. Setelah gue kepoin ternyata yang nyanyi itu Chilla Kiana, co

Suatu Waktu

Gambar
Duduk tersandar pada sebuah batu, lalu kunikmati dinginnya udara saat itu. Angin yang membelai lembut wajahku. Memandang jauh ke arah barat, pemandangan indah nan damai, masih kupikirkan apa yang sangat ingin kulakukan dalam hidup ini, berharap semesta kan menjawab, semesta yang buta aksara namun tetap berusaha kubaca. Kupejamkan mata dan kubiarkan melodi statis memenuhi kepala, menghilangkan semua pikiran-pikiran semu. Alun-alun Surya Kencana, 5 Desember 2015||15:18

Sebuah Ritus

"Apa kabar?" Entah sudah berapa kali gue mendapat pertanyaan itu, mungkin ratusan atau ribuan kali. Ah, gak mungkin juga sampai ribuan, hanya beberapa orang aja yang menanyakan pertanyaan itu ke gue pun jarang sekali, mungkin gak sampai lima ratus kali. Ya... terserahlah gue gak peduli mau berapa kali, yang jelas sampai saat ini gue belum menemukan jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu. Ketika ditanya "apa kabar?" sama seseorang gue selalu berpikir, apakah orang ini benar-benar ingin tau kabar keadaan gue atau hanya untuk basa-basi pembuka percakapan, atau benar-benar basa-basi karena gak tau mau bicara apa? Apakah gue harus menjawabnya dengan jujur memberi tau keadaan gue atau jawaban sekenanya, atau malah gak perlu gue jawab?  Seperti kata mbah Sujiwo Tejo dalam bukunya Rahvayana, . . . bahwa sejatinya "apa kabar?" adalah pertanyaan yang paling sulit dijawab, kecuali jawabanmu cuma untuk berbasa-basi juga. Sinta, maka aku tak ingin mem