Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Sarapan Sehat Ala Vegetarian

Gambar
Tau kan menu makanan vegetarian itu menyehatkan? Isinya banyak sayuran dan buah-buahan, kandungannya berbagai macam vitamin, mineral, zat besi, dkk yang dibutuhkan tubuh untuk tetap sehat. Sayangnya gue bukan vegetarian, karena, ya ampun . . .  opor ayam, udang asam manis, sop iga, rawon, itu terlalu berharga untuk dilewatkan dalam hidup ini. Tapi sesekali boleh banget milih menu vegetarian buat variasi menu makanan. Gue mulai istiqomah untuk senggaknya seminggu sekali sarapan dengan salad ala ala vegetarian gitu. Karena gue menyadari semenjak gak tinggal sama orang tua gue sering asal makan yang penting kenyang, gak ada sehat-sehatnya. Jadi gue merasa harus menebus dosa dengan makan makanan sehat, meski gak ngaruh juga kalo cuma sesekali, wkwkwk. Salad Brokoli dan Tomat Dahulu kala gue gak suka sama brokoli tapi belakangan jadi suka benget. Kadang perasaan orang tuh semudah itu ya terbolak-balik, kemarin cuek banget sama dia tapi hari ini jadi sayang banget, sayangnya

Gunung Prau: Nge-green Tea Latte di Atas Awan

Gambar
Gunung Prau adalah salah satu gunung impian yang ingin gue kunjungi, udah dari satu tahun yang lalu gue ngajakin Nandar tapi gagal mulu. Kenapa gue pengen banget ke Prau? Gue kemakan postingan foto-foto keindahan gunung Prau di Instagram, dan ceritanya mba Ika yang bikin baper, dia cerita mendaki gunung Prau bareng suaminya coba, hih. Seminggu sebelum keberangkatan kami ngumpul buat mempersiapkan perbekalan dan packing. Kali ini gue kebagian bawa logistik makanan, Nandar bawa tenda dan 3 liter air, Adwin bawa perlengkapan pribadinya dan perlengkapan gue plus 3 liter air. Enak dong, ya, gue bawa makanan doang gak berat. Tapi nyatanya tetap berat ditambah sleeping bag dan 1,6 liter air. Beneran dah engap banget pas di trek yang nanjak, iya gue lemah. Sebenarnya kebanyakan bawa air, wkwk. Tapi gak apa-apa, daripada kurang, gunung Prau gak ada air sama sekali, gengs. Ritual packing beres dan gue gak sabar banget nunggu hari H. Semua terasa lancar sampai pas H-4 dapat berita k

Hutan Pinus Gunung Pancar; Short Escape

Gambar
“Wi, ayo jalan-jalan!” itu adalah kalimat yang diucapkan temen kantor setiap ngeliat muka gue. Berisik, tapi lebih ke kasian, kayaknya memang fakir liburan nih orang. Lah, apa bedanya sama gue, pengen banget naik gunung tapi gak ada yang ngajak . . . kasian. Terus gue kepikiran hutan pinus di Gunung Pancar , kesempatan buat cobain kemping di sana, nih. Iseng-iseng gue ajak temen yang fakir liburan ini buat kemping di hutan pinus. Langsung dijawab iya masa, gak pake mikir. Ya udah, langsung hubungi contact person, langsung booking tempat kemping, langsung transfer biayanya. Setelah gue pikir semuanya beres, baru kepikiran . . . gue kalo kemping biasanya cuma makan terus tidur, sedangkan temen-fakir-liburan ini juga gak ngerti tentang kemping. Nah, terus yang jadi seksi repotnya siapa??? Dan begitulah ceritanya, gue yang secara gak langsung jadi seksi repot, tukang masak dan tukang foto selama kemping. -The End- Ya nggaklah ... gue belo

#ChitChatNN: The Best Day

Gambar
Pernah mengenang sesuatu ketika mendengarkan sebuah lagu? Gue sih, iya. Waktu dengerin lagu The Best Day nya Taylor Swift gue langsung terbayang-bayang sosok bapak gue yang lagi naik sepeda dan boncengin anak kecil, anak kecilnya itu gue. Naik sepeda keliling Monas dan Pasar Baru. Hanya kami berdua. Kenangan yang manis dan hangat. Maka lagu ini jadi lagu favorit gue. Walau liriknya menyebut ‘ayah’, tapi sebenarnya Taylor membuat lagu ini khusus untuk ibunya, Andrea Swift. Untuk ibunya yang selalu bersamanya, yang selalu mendukungnya dan selalu mendengarkan semua ceritanya. Tapi pas bikin lagu ini Taylor menyembunyikannya dari sang ibu. Taylor juga diam-diam rekaman lagu ini di studio. Semata-mata untuk memberi kejutan ke ibunya. Lagunya menceritakan tentang keseharian Taylor bersama ibunya ketika dirinya masih kecil, video musiknya juga dari rekaman-rekaman pribadi ketika Taylor masih bayi dan anak-anak. Musiknya tuh sederhana, tapi liriknya meng

Gyeongseong, 1930

Gambar
source Malam di saat masih mengalami block writer, dengan rasa penasaran mengikuti sosok dengan cahaya korek api di tangannya dalam kabut yang cukup tebal, sampai saat kabutnya hilang dan mendapati berada di tengah kota yang asing, semuanya tampak tua dan ketinggalan jaman. Lalu dalam kebingungan berlari dengan seseorang berpakaian laki-laki kasual yang ternyata adalah seorang gadis, kemudian berhenti di persimpangan dan melipir ke pojok dinding sebuah toko, dengan kode yang sangat membingungkan kami mulai berciuman. Itu adalah cuplikan scene dalam drama Korea Chicago Typewriter episode 3, maaf gue gak bisa menggambarkannya lebih detail dan indah, karena kalo bisa, lebih baik gue buat cerita masterpiece sendiri daripada menulis ulang cerita orang lain. Tapi untuk cerita ini gue rela berusaha menuliskannya dengan rinci. Satu lagi film drama yang membuat gue menemukan cinta pada pandangan pertama. Adalah Seo Hwi Young, karakter yang langsung gue simpan di hati saat pertam