Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Pameran Flona Synergreen 2018

Gambar
Halo sobat planters … Hahaha ((sobat planters)) Kayak orang yang biasa berkecimpung di dunia menanam dan berkebun aja, tapi ya udahlah, ya … karena ini blog aing kumaha aing weh. Jadi, sudahkah kamu ke pameran Flona 2018? Belum? Gak tau apa itu pameran Flona? Itu adalah pameran flora dan fauna yang diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta dengan tema “Flona Synergreen 2018”, Synergreen itu Synergy Energy Greenery, sounds cool and rhyme, eh? Tapi saya masih bertanya-tanya, sih, apa gak ada istilah dengan bahasa Indonesia yang keren untuk dijadikan tema, ya? Oh, iya, tempat pamerannya ada di Lapangan Banteng yang sudah direvitalisasi dan sudah jadi lebih estetik itu. Pamerannya berlangsung selama sebulan, mulai dari tanggal 10 Agustus 2018 sampai tanggal 10 September 2018. Jadi yang belum sempat   datang masih ada waktu dua minggu lagi, nih. Kenapa mesti datang ke pameran Flona 2018? Satu, masuknya gratis. Dua, tempatnya strate

Kecemasan sebagai Penyiksaan Diri

Gambar
Saya hampir lupa kalo saya punya blog yang mestinya diisi postingan-postingan baru secara berkala, saking penuhnya pikiran saya tentang kamu. Jadi saya minta kamu jangan terlalu mendominasi di pikiran saya, terima kasih. Baiklah, kami (saya dan Nika) ingin menghidupkan chitchatNN lagi dengan bahasan yang serius dan berat terkait anxiety. Tapi mengingat saya belum mampu menulis hal-hal semacam itu maka saya akan menuliskan kegelisahan saya saja alias curhat. Jadi ada baiknya membaca tulisan Nika terlebih dulu tentang  Anxiety . Seperti yang sudah dijelaskan Nika dalam blognya, social anxiety atau kecemasan sosial itu bisa dialami siapa saja terlebih di kehidupan modern, bahkan rasanya sudah merupakan hal biasa jika mengalami kecemasan-kecemasan seperti itu terlebih didukung dengan sosial media yang oleh sebagian besar penggunanya dibuat untuk arena pameran semata. Kecemasan berangkat dari ketidakpastian. Perasaan di mana kita tidak merasa yakin akan sesuatu, dan memunculka

Gunung Sumbing: Jejak Jejak si Gundul

Gambar
Di jumat pagi yang cerah seminggu setelah Idul Fitri, saya menikmati sate ayam dan lontong sebagai menu sarapan sambil menunggu mas Wahyu di alun-alun Purworejo. Kami janjian bertemu untuk ngomongin persiapan naik gunung esok harinya, tapi sampai tusuk sate terakhir habis mas Wahyu belum juga kelihatan. Itu kalau lagi dalam situasi hanya menunggu orang saya pasti udah uring-uringan, untungnya saat itu saya juga lagi menikmati suasana alun-alun di pagi hari dan untungnya lagi perut sudah terisi. “Maaf lama, mbak. Jalan kaki aku tadi makanya lama.” Wah, saya sempat terheran-heran mendengar pengakuan mas Wahyu yang kuat jalan kaki dari rumahnya (di desa Sidorejo) ke alun-alun Purworejo.  “Buat pemanasan.”  Katanya lagi. Iya, ya, kenapa saya heran, toh, mas Wahyu bisa dibilang memang orang desa dan pendaki gunung, jadi itu mah biasa ajalah. Maklum heran untuk ukuran orang kota kayak saya yang jarak 400 meter aja males jalan kaki. Setelah dua teman mas Wahyu, mas Gali