Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Jadi terima saja?

Pagi ini seperti biasa gue naik kopaja dari Tanah Abang ke Slipi. Semuanya berjalan seperti biasa, jalanan macet karena angkot-angkot ngetem, udara panas, polusi asap knalpot, dan kopaja yang gue tunggu lama banget datangnya. Ketika kopaja datang gue langsung naik dan duduk di bangku yang kosong, lalu penumpang yang lain naik dan memenuhi semua bangku bahkan ada banyak yang rela berdiri berhimpitan. Benar-benar penuh sesak kopaja pagi ini. Yang tiba-tiba menggangu pikiran gue adalah disaat kopaja sudah penuh sesak seperti itu, keneknya masih saja menyuruh penumpangnya untuk bergeser dan memberi ruang buat penumpang lain yang mau naik. Kopaja udah penuh sesak dan keneknya masih menyuruh penumpangnya untuk bergeser. Gila. Anehnya kami sebagai penumpang yang 90% adalah pekerja kantoran dengan pakaian rapi, bersih dan wangi pasrah saja diperlakukan seperti hewan ternak yang diangkut dengan truk, berjubel. Apalagi keneknya dengan kasar berteriak-teriak menyuruh untuk berges

#ChitChatNN; Pembenaran Untuk Menjadi Diri Sendiri

Gambar
Kembali lagi dengan postingan Chit-Chat NN . . . seperti yang gue deklarasikan di postingan awal bulan ini, bahwa bakal ada postingan bareng gue dengan Nika. Kali ini mari kita ngomongin gojang-ganjing dunia social media, tentang itu tuh yang lagi rame banget di youtube yang pada ngeribetin tentang munafik dan pencitraan. Baca juga punya Nika -->   #ChitChatNN: Makhluk Sosial,Care, dan Publik Figur Aduh, ini gue kalo di bilang blogger kok ya gagal banget, karena gue jarang update berita yang lagi rame diomongin sama netizen di internet atau fenomena-fenomena yang muncul di tengah masyarakat. Yang paling gue ikutin banget updatenya cuma akun soundcloudnya Layur, eh, doi baru nambahin lagu remake ‘Sekelumit’ tuh versi akustik, lebih syahdu dan eargasm, ini aja dari kemaren gue dengerin sampai sekarang *play on repeat*. Jadi minggu kemaren tuh gue abis dari gunung, biasalah kalo abis menjauh dari peradaban gue suka nyari info-info apa yang gue lewatkan. Dan kebetulan timel

Meracau

Saya baru saja tiba di rumah sehabis jalan-jalan di tanah Pasundan, Bandung. Tapi bukannya merasa tenang dan fresh saya malah merasa sangat gelisah dan sedikit merasa bersalah. Pikiran saya meracau, dengan segala hal yang dipermasalahkan batin dan pikiran saya, bukan sesuatu yang besar juga bukan sesuatu yang penting, karena saya bukan siapa-siapa, saya hanya gadis cengeng yang egois. Di sore itu sehari sebelum hari raya Idul Adha, ketika saya sedang melepas sepatu untuk memasuki Masjid Raya Bandung, tidak sengaja saya mendengar seorang bapak yang sedang berbicara dengan seseorang lewat handphonenya, kata-katanya seperti menyentil saya, begini kata-katanya yang saya dengar, “Maaf ya, bapak gak bisa pulang, gak punya ongkos buat pulang . . .” kata-katanya langsung masuk dan berputar-putar di kepala saya. Ada seorang bapak yang tidak bisa pulang berkumpul dengan keluarganya di hari lebaran karena tidak punya uang untuk ongkos pulang, lalu apa yang saya lakukan? Saya malah menghabisk

Cara Introvert Berhadapan dengan Keramaian

Gambar
Introvert itu udah indentik banget dengan kesendirian, tempat yang sepi nan tenang, buku, musik, secangkir kopi atau teh, dan (katanya) akan mati kutu kalau di tempat keramaian. source Benar. Eh, tapi siapa yang bilang introvert mati kutu kalau lagi di tempat keramaian? Justru introvert itu termasuk makhluk yang bisa menempatkan diri dalam segala situasi, pembawaannya yang tenang akan membuatnya dapat berpikir dan bersikap dengan tepat. Walaupun terkadang si introvert dibuat jadi tak berdaya jika di tempat yang berisik dan banyak orang yang gak dikenalnya. Berada di tempat yang ramai banyak orang dengan beragam interaksinya memang membuat si introvert sedikit gak nyaman, dan cenderung menghindar. Tapi bukan benar-benar anti keramaian dan anti sosial, hanya saja merasa agak canggung. Walau begitu sebenarnya si introvert bisa sangat menikmati berada di tengah keramaian meskipun tanpa teman seorang pun. Biar gimana introvert juga makhluk sosia

#ChitChatNN : Haruskah Kita Ngeblog?

Gambar
Mari awali September ceria ini dengan postingan bincang-bincang   *apa sih* Beberapa waktu lalu gue baca tulisan dengan judul “ Kenapa Semua Orang Perlu Nge-blog? ”, diartikel itu di sebutkan 10 alasan semua orang perlu ngeblog, gue setuju sama artikel itu. Lalu gue jadi bertanya ke diri sendiri, kenapa gue ngeblog? Kenapa terkadang gue malah lebih memprioritaskan ngeblog? Iya, kenapa, ya?  Hal ini juga sempat gue bicarakan sama my blogger mate who know me so well in this thing, Nika. Dialah tempat gue curhat tentang dunia perbloggeran yang kejam ini (halaaah). Entah kita anggap ngeblog ini penting atau gak, pokoknya kita sering ngomongin hal-hal terkait ngeblog ini dengan serius, bahkan sampai bikin galau. Nah, maka dari itu mulai sekarang gue dan Nika akan buat postingan khusus di blog kita masing-masing, isinya tentang ngeblog dan hal apapun itu diluar ngeblog, ya. . . apa aja yang mau kita omongin lah, kita sebut postingan ini Chit-chat NN (a.k.a. Nika Nanoki). I