Curhatan Akhir Bulan dan Trik Bertahan dengan Gaji Bulanan

Apalagi curhatan di akhir bulan para karyawan swasta biasa kayak gue gini kalau bukan gaji yang belum juga ditransfer?

Selain kenangan mantan yang selalu hadir dan gebetan yang gak juga peka, ya.


Gue prihatin, abis denger curhatan teman yang lagi kesulitan keuangan dan lagi kebingungan untuk survive sampai akhir bulan. Maka dari itu gue buat postingan ini buat ikutan curhat dan berbagi trik cara bertahan dengan gaji pas-pasan ala gue. Yang males baca curhatan gue bisa langsung skip ke bagian triknya.

Teman-teman kantor udah nanya gue terus, kapan kita gajian? dari seminggu yang lalu. Guys, udahlah, seperti yang kita tau, kita gajian di awal bulan, jadi gak usah ngiri kalau orang-orang kantor sebelah udah senyum berseri-seri karena udah gajian duluan. 

source

Gue gak pusing-pusing amat, sih, tiap akhir bulan, walaupun memang gaji sebelumnya udah habis sebelum gaji selanjutnya di transfer. Senggaknya gue masih bisa bertahan dengan uang recehan dari kembalian belanja di minimart yang gue kumpulin, atau kalau masih kurang pun gue masih bisa pakai uang simpanan yang gue sisihkan untuk keadaan darurat. Jadi gue terhindar dari utang-piutang.

Kasihan juga lihat temen yang lain, kalau akhir bulan gini mulai kas bon di kantor, gue gak ngeblame mereka yang udah berumah tangga, wajar, pasti banyak kebutuhan tak terduga terkait anak, orang tua atau mertua. Tapi kalau yang masih single ... antara gaya hidupnya yang boros atau memang sedang kesulitan keuangan.

Gue sebenarnya beberapa bulan terakhir ini sedang dalam masa kesulitan keuangan. Berawal dari biaya tugas akhir dan wisuda yang harus gue keluarkan bulan November-Desember lalu, ternyata biaya tugas akhir dan wisuda itu mahal sampai menguras tabungan, hiks. Lalu gue naik gunung yang juga mengurangi jatah jajan harian, belum lagi beberapa kali hang out sama teman di mall, walaupun uang habis yang penting gue bahagia, ahahaha. Terus gue sempet pulang kampung sama orang tua gue selama beberapa hari. Mau gak mau terpakailah tabungan gue yang seharusnya belum boleh gue pakai, karena bisa dibilang itu tabungan jangka panjang untuk kebutuhan gue di kemudian hari.

Dan gue harus mulai back up keuangan keluarga karena bokap gue sekarang udah pensiun. Ternyata pusing juga ikutan mikir bayar biaya kontrakan rumah, biaya listrik, beli sembako, dan beli kebutuhan harian lainnya, hehe. Tapi gue gak keberatan, toh itu udah jadi kewajiban gue, karena yang satu udah gagal memenuhi kewajibannya jadi gue gak boleh gagal ataupun lari. 

Hal itu jadi bikin gue lebih semangat lagi buat bekerja, dan menjalani kehidupan yang sederhana. Bener juga kata mbak Ika, kehidupan gue sebenernya udah lebih dari cukup, malah cenderung agak hedon,sih. Jadi masalahnya cuma guenya aja yang kurang bersyukur. 

Buat kalian yang masih meniti karir jadi kacung kantor kayak gue dan selalu pusing tiap akhir bulan karena kehabisan uang, coba cek trik yang gue lakukan untuk bertahan dengan gaji yang gue terima setiap bulannya.

source
Pertama, setiap menerima gaji langsung sisihkan untuk ditabung. Ini wajib banget buat nabung di awal, dan gue pisah jadi dua. Satu, tabungan sementara di atm, jadi biasanya gue udah ambil sekian rupiah disimpan di rumah untuk pengeluaran sehari-hari selama sebulan, dan gue sisain sekian rupiah di atm untuk keperluan tak terduga (kayak belanja online, haha). Tapi usahakan uang tunai di rumah harus cukup untuk sebulan. Satu lagi tabungan untuk jangka panjang. Gue bikin rekening khusus yang atmnya jarang ada dan biaya adm yang murah. Apapun yang terjadi gue gak boleh ambil uang di rekening itu, kecuali keadaan darurat banget, dan tabungan sementara udah abis, daripada ngutang mending pakai tabungan. Untuk nominalnya bisa disesuaikan dengan gaji yang diterima.

Setelah urusan tabungan, selanjutnya pisahkan gaji ke dalam pos-pos pengeluaran rutin. Misal, jatah untuk orang tua, adik atau keponakan, untuk sedekah, pengeluaran untuk biaya kuliah, untuk jajan, untuk beli kebutuhan bulanan kayak perlengkapan mandi. Nah, sisanya baru dihabiskan untuk menyenangkan diri sendiri.

Kalau gue ada satu pos lagi, yaitu biaya untuk traktir orang lain. Gak sembarang orang, sih, teman deket aja atau teman yang menguntungkan, atau siapapun yang punya potensi akan memberikan keuntungan ke kita. Kesannya pamrih, ya, tapi itulah yang gue baca di buku yang temanya mencontek cara hidup orang kaya.

Kenapa harus sisihkan untuk ditabung dan pengeluaran lain, baru sisanya dipakai untuk senang-senang? 
Karena percayalah, lebih nikmat menghabiskan uang yang ada. Kalau nabungnya terakhir, gue gak yakin, sih, bakal ada uang sisa. Cara menghabiskan uang untuk bersenang-senang juga jangan berlebihan, supaya gak tekor dan tabungan gak terpakai. Kalau gue caranya gini, misal bulan ini gue jalan-jalan atau naik gunung, untuk bulan depan gue beli buku, bulan depannya lagi gue beli baju atau perlengkapan make up, bulan depannya lagi buat kongkow-kongkow di mall atau di cafe.

Nah, kalau semua udah diatur, tinggal prakteknya di lapangan, sebisa mungkin hidup hematlah di awal-awal masa meniti karir. Kayak gue nih, sampai sekarang masih bawa bekel setiap hari, awalnya sih, karena nyokap khawatir gue makan apa soalnya gue gak bisa makan pedes, eh .. jadi keterusan. Terus pergi kerja bareng sama bokap atau abang gue yang kebetulan searah, dan pulangnya nebeng temen, deh.

Semua itu tinggal kitanya yang harus bisa bijaksana dalam menggunakan uang, memprioritaskan kebutuhan pokok, jangan boros dan jangan gede gengsi. Gak usah sok-sokan nongkrong di cafe mewah tiap hari kalo di kantor sering kas bon, hih.

Yang terpenting jangan lupa untuk selalu bersyukur berapapun rejeki yang kita terima. Semangat-semangat besok gajian. :D

Komentar

  1. Yuuuhu, untung dari kecil gue udah biasa nabung dan nggak berprilaku hedon. Ada kalanya juga berprilaku hedon, tapi ya nggak boleh berlebihan juga. Karena gue masih anak sekolahan, jadi, tiap pagi biasanya sarapan. Pas jam istirahat nggak perlu ke kantin lagi karena udah sarapan di rumah. Minum? Minum biasanya gue bawa sendiri dalam bentuk minuman gelas dari rumah atau minta minum punya temen, hihihi. Pas nyampe rumah, tinggal isi perut, deh. Uang jajan aman, nabung dapet, bahagia juga dapet karena biasanya tiap sebulan sekali gue mengalokasikan dana untuk bersenang-senang juga semisal beli buku hehee. Mungkin karena beberapa kebutuhan masih ditanggung oleh orangtua kali ya mangkanya gue bisa nabung.

    Salam kenal ya kak, ini kunjungan pertama gue di sini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, sama. Dulu waktu masih sekolah juga uang jajannya pasti ditabung sebagian. Bagus kalau udah terbiasa hemat dari kecil, biasanya sampai nanti juga tetap hemat. Semoga nanti kalau sudah bisa memenuhi kebutuhan sendiri, tetap bisa nabung, ya.

      Salam kenal, terima kasih kunjungannya :D

      Hapus

Posting Komentar