Cara Introvert Berhadapan dengan Keramaian

Introvert itu udah indentik banget dengan kesendirian, tempat yang sepi nan tenang, buku, musik, secangkir kopi atau teh, dan (katanya) akan mati kutu kalau di tempat keramaian.
Benar.

Eh, tapi siapa yang bilang introvert mati kutu kalau lagi di tempat keramaian?

Justru introvert itu termasuk makhluk yang bisa menempatkan diri dalam segala situasi, pembawaannya yang tenang akan membuatnya dapat berpikir dan bersikap dengan tepat. Walaupun terkadang si introvert dibuat jadi tak berdaya jika di tempat yang berisik dan banyak orang yang gak dikenalnya.

Berada di tempat yang ramai banyak orang dengan beragam interaksinya memang membuat si introvert sedikit gak nyaman, dan cenderung menghindar. Tapi bukan benar-benar anti keramaian dan anti sosial, hanya saja merasa agak canggung. Walau begitu sebenarnya si introvert bisa sangat menikmati berada di tengah keramaian meskipun tanpa teman seorang pun.

Biar gimana introvert juga makhluk sosial dan membutuhkan interaksi dengan banyak orang di lingkungan sekitar, meskipun gak berinteraksi secara langsung juga. Nah, sebagai kaum minoritas si introvert memiliki cara tersendiri biar tetap 'stay cool' di tengah keramaian.

Si introvert akan bertahan dan merasa nyaman di tengah keramaian tentunya jika ada seorang atau beberapa teman dekat. Apapun yang terjadi gak akan memisahkan diri dengan temannya, seperti sedang berperan sebagai bayangan temannya itu. Seandainya ada orang lain yang bertanya atau melakukan interaksi lainnya sebisa mungkin akan menggunakan temannya itu sebagai perantara atau bahkan tameng. Yah, demi menghemat energi gitu lah. *Nyeruput teh dulu*

Gue biasanya gitu sih, kalau ada teman dan perlu nanya ke orang lain, ya teman gue yang nanya. Kalau ada orang lain yang nanya, apalagi kalau nanya arah jalan langsung aja gue oper ke teman gue. Beli-beli makanan juga temen gue yang beli atau pesan, gue mah duduk manis aja. Ini antara introvert hemat energi sama teman manja yang kurang ajar, beda tipis, sih.

Kalau gak ada teman seorang pun si introvert tetap bisa bertahan di keramaian,kok, prinsip dasarnya adalah berpenampilan senormal mungkin. Pokoknya menghindari perhatian orang lain, supaya bisa menghindari interaksi yang tidak diperlukan. Itu sudah seperti insting yang terlatih, terlatih menghindari perhatian dan interaksi yang tidak diperlukan. Kalau ada hal yang tiba-tiba ribut dan orang-orang berkerumun, pasti selalu menjauh. Kecuali kalau diskon besar-besaran ya, senggaknya lirik-lirik dikit lah.

Si introvert juga sering membawa properti ketika jalan-jalan sendirian dan jadi sibuk sendiri. Seperti earphone atau headphone yang selalu terpasang baik dengerin musik atau nggak. Setidaknya sebagai alibi untuk cuekin pertanyaan orang . . . kan, lagi dengerin musik jadi gak dengar. Ngeselin memang orang kayak gini minta di siram air.

Buku dan kamera juga bisa jadi senjata ampuh si introvert agar gak mati gaya di tengah keramaian. Daripada celingak-celinguk dan energi habis untuk merespon pertanyaan-pertanyaan formalitas orang lain, lebih baik fokus sama buku dan mencari momen atau objek yang bisa difoto. Bahkan di tempat keramaian pun introvert tetap membawa dunianya yang seru. 

Si introvert akan lebih banyak ditemukan di suatu sudut, duduk menonton orang-orang yang lalu lalang, memperhatian setiap detail yang orang-orang sedang lakukan, selebihnya sibuk dengan pikirannya. Hal yang terlihat begitu membosankan itu adalah sesuatu yang menyenangkan dan menyegarkan bagi si introvert, seperti sebuah hiburan.

source
Dan itu semua tidak akan berlangsung lama, setelah kehilangan beberapa persen energi si introvert akan pergi menjauh dari keramaian. Bisa jadi pergi ke tempat yang sepi atau tempat favorit seperti toko buku, taman atau danau, bisa jadi langsung pulang ke rumahnya. Kembali ke kamar ke dunianya yang sangat nyaman untuk istirahat dan mengisi energi lagi.

Begitulah kurang lebihnya aktivitas si introvert, selalu berusaha membuat dirinya nyaman meskipun sedang berada di tengah keramaian dengan orang-orang yang mayoritas ektrovert.

Kalau kamu gimana ketika di keramaian? Apakah seperti si introvert?




Komentar

  1. Saya introvert, nih. Hehe.
    Bagiku, ibarat baterai, orang introvert itu baterainya jadi boros kalau ada di keramaian. Walaupun masih bisa bertahan, tapi terasa meredup aja.

    Kadang, di tengah keramaian saya juga sering ngomong dalam hati, 'ngapain sih gue disini?' 'ini gue harus banget disini?' 'Udah boleh pulang belum, sih?'

    Ujung-ujungnya cari pojokan atau tempat yang dibatasi tembok. Entah, tempat itu terasa sedikit menenangkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya iya bener..
      saya juga sering tuh, dari rumah semangat mau pergi ke suatu tempat atau event yang rame banyak orang, pas udah di tkp, bingung terus ngebatin "ngapain gue buang-buang waktu di sini" hahaha *dilema introvert*

      Hapus
  2. aku kesini karena aku merasa introvert yg sibuk dg pikiranku tapi .. tapi aku mempertanyakan satu point.. kenapa aku hrsnya tidak suka keramaian? kenapa aku hrs peduli dg orang yang mondar - mandir? padahal aku tidak kenal dengan mereka semua? aku blm pernah menghadiri pesta sih.. jadi aku tidak bisa praktek.. tapi jelas dikeramaian dan tidak punya ide mau ngapain .. itu menyebalkan dan lebih baik pulang.. aku rasa itu hal yg berbeda,,

    BalasHapus
  3. tapi point aku mengamati .. aku suka.. kalau aku duduk disalahsatu sudut mall

    BalasHapus

Posting Komentar