Pantai Siung; Menikmati Ombak dari atas Tebing
Pantai yang berada di Dusun Duwet, Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Jogjakarta ini sebenarnya nggak ada di dalam daftar tempat yang ingin gue dan teman-teman tuju. Rencana awal pantai tujuan kami itu adalah pantai Timang, namun karena di tengah perjalanan masuk perangkap lokal, maka kami ngambek dan mengubah haluan ke pantai Siung.
Perjalanan ini harusnya dimulai dari stasiun Lempuyangan, tempat yang nantinya gue dan Lina dijemput sama temannya Lina. Tapi dengan sotoynya gue ngajak turun di stasiun Tugu, karena kalau dilihat-lihat stasiun Tugu lebih photogenic dari Lempuyangan, hehe. Jadi nggak enak nih, sama Dika dan Fajar yang akhirnya harus muter balik, maap ya om ...
Perjalanannya memakan waktu dua jam dengan jalanan yang sudah beraspal rapi, cukup bikin mual karena jalannya naik turun dan banyak tikungan tajam, belum lagi kengerian pas papasan sama bus-bus pariwisata yang besar-besar, untungnya mereka gak bunyiin klakson-tolelot-hits itu.
Waktu dua jam terbilang lama banget kalo cuma buat ke pantai doang, biasanya gue ke Ancol cuma 15 menit dari sekolah, sih. Tapi pemandangan sepanjang perjalanan cukup menyejukkan, puncak Merapi yang kadang terlihat dan penjual walang goreng di sepanjang tepi jalan cukup bikin penasaran dan bisa dijadiin bahan candaan, apalagi ada komentator yang selalu berkomentar dengan apapun yang terlihat di jalan, jadi nggak bosen-bosen amatlah.
Awalnya perjalanan menuju pantai Timang berjalan lancar dengan mengikuti arahan dari GPS dan ikutin plang petunjuk jalan, tapi rasanya jauuuh sekali, lama banget gak nyampe-nyampe. Sampai akhirnya kami memilih mengikuti petunjuk jalan yang di buat oleh warga sekitar dengan harapan bisa sampai tujuan lebih cepat. Alih-alih ambil alternatif jalan pintas, ternyata jalan yang diarahkan penunjuk jalan itu adalah sebuah perangkap.
Kenapa gue bilang perangkap? Karena ..
1. Ketika melewati jalan itu kita diminta untuk bayar sumbangan sukarela, gue gak ngerti itu sumbangan apa mereka hanya sekumpulan pemuda kurang kerjaan yang duduk-duduk di saung pinggir jalan yang baru berdiri mendekat ketika ada kendaraan mau lewat.
2. Semakin ke dalam kondisi jalan semakin rusak dan pada akhirnya ada beberapa pemuda lagi yang mendekat minta uang sumbangan lagi dan bilang kalau jalan ke dalam itu akan semakin sulit dilewati kendaraan apalagi mobil. Jadi gini, ya mas (yang kayaknya kurang uang jajan), kalau jalan itu sulit dan berbahaya dilewatin kendaraan buat apa lo pasang penunjuk jalan ke tempat wisata melewati jalan itu, nyuk? Kenapa? Yak, biar bisa minta sumbangan "sukarela".
Jadi pesan gue jangan pernah mengikuti petunjuk jalan yang hanya terbuat dari papan kayu dengan tulisan tangan (pokoknya yang keliatan buatan warga lokal dengan bahan seadanya).
Dengan penuh kewarasan kami akhirnya memilih putar balik dan kembali ke jalan yang benar. Ternyata kami gak sendiri waktu itu ada tiga mobil di belakang yang juga masuk perangkap yang akhirnya ikutan putar balik juga. Semoga Allah mengampuni kegiatan ilegal kalian wahai warga lokal yang menyesatkan.
Rasa kesal habis masuk perangkap dan sepertinya pantai Timang ini hanya memberi harapan tanpa kepastian, maka terucaplah "Ya udahlah pantai mana aja seketemunya .." pasrah udah lelah banget ini, jadi tanpa pikir panjang langsung ubah haluan ngikutin plang petunjuk jalan ke arah pantai Siung yang kayaknya jaraknya udah deket. Bener aja, gak lama ngikutin jalan yang naik turun dan berkelok akhirnya sampai di Pantai Siung.
Finally got you bitch beach!
Ketika masuk ke area parkir gue sempat meremehkan pantai ini, tapi ketika melihat pemandangan pantai yang sepi, karang-karang raksasa dan ombak yang besar, mata gue berbinar dan ada perasaan lega, senggaknya pantai ini enak untuk dinikmati.
Tiket masuknya Rp 10.000-, per orang. Pantai siung ini punya lahan parkir yang luas jadi jangan kawatir gak dapat tempat parkir, dan kayaknya pantai ini belum terlalu terekspos terlihat dari jumlah pengunjung yang terbilang sedikit di waktu long weekend kayak gini. Artinya gue tiba di pantai yang tepat, gak banyak pengunjung = point plus. Dari tempat parkir juga gak perlu kawatir buat jalan jauh ke pantainya, karena tempat parkirnya cuma dibatasi tanggul dan udah langsung pantai. Sungguh, menikmati keindahan pantai Siung ini gak perlu banyak usaha keras.
Di sebelah kiri pantai ada semacam bukit, eh tapi bisa dibilang tebing juga, sih. Untuk naik kita harus membayar Rp 2.000-, per orang. Akses naik ke atas mudah kok, bukan naek dari depan tebingnya, ya. Ada jalan undakan gitu jadi aman dan mudah, gak seberapa tinggi, kok, jadi gak capek-capek amatlah.
Nah, pemandangan dari atas tebing ini tuh keren banget asli, kata gue mah ini tuh best view nya pantai Siung. Gue demen nih, di atas sini anginnya lebih berasa sejuk, asik yak pantai-pantai Gunung Kidul yang kayak gini, panas tapi ada sejuknya.
Saran gue nih pas udah di atas, duduk dulu yang agak lama liatin ombak di bawah yang menghantam karang, dengerin suaranya sambil nikmati hembusan angin dan bau laut yang dibawanya, resapi kedamaiannya kalau perlu sambil dengerin musik kalem kesukaanmu (saran dari gue dengerin Re:Langit dan Lautnya Banda Neira).
Nah, kalau udah relax mulailah kenang masa-masa bersama mantan pacar dan mantan gebetan . . . baek-baek terjun lo, wkwkwk . . . canda. Udahlah gak usah inget-inget lagi, biarlah berlalu terbawa angin dari selatan Jawa *tsaaah*
Gue gak nyangka sih, bakal menemukan "harta karun" tak terduga di saat udah putus asa menuju tempat tujuan awal, jadi gak nyesel gak kesampaian ke pantai Timang, gantinya udah melebihi ekspektasi gini. Ah, gue selalu suka perjalanan yang melenceng jadi rencana, kadang emang bisa dapat zonk tapi seringnya nemu "harta karun". Asik banget dah ini pantai.
Dan gue baru tau kalau pantai Siung ini punya 250 jalur panjat tebing dan pernah dijadikan arena kompetisi Asian Climbing Gathering, WOW!. Oke, next time gue bakal balik lagi dan nyobain jalur panjat tebingnya.
Rute menuju pantai Siung ini cukup mudah, walaupun agak terpencil daerahnya, gue saranin sih bawa kendaraan sendiri, karena kemarin itu gue gak lihat ada angkutan umum. Buat jelasnya bisa dilihat di sini Rute Lokasi Pantai Siung Jogja.
Buat teman-temanku yang adventure lover yang mau ke pantai ini jangan lupa ajak gue, yak. Kita cobain panjat tebing atau kemping di pinggir pantai juga hayuklah. Ditunggu japri-nya.
Nah, pemandangan dari atas tebing ini tuh keren banget asli, kata gue mah ini tuh best view nya pantai Siung. Gue demen nih, di atas sini anginnya lebih berasa sejuk, asik yak pantai-pantai Gunung Kidul yang kayak gini, panas tapi ada sejuknya.
Saran gue nih pas udah di atas, duduk dulu yang agak lama liatin ombak di bawah yang menghantam karang, dengerin suaranya sambil nikmati hembusan angin dan bau laut yang dibawanya, resapi kedamaiannya kalau perlu sambil dengerin musik kalem kesukaanmu (saran dari gue dengerin Re:Langit dan Lautnya Banda Neira).
Nah, kalau udah relax mulailah kenang masa-masa bersama mantan pacar dan mantan gebetan . . . baek-baek terjun lo, wkwkwk . . . canda. Udahlah gak usah inget-inget lagi, biarlah berlalu terbawa angin dari selatan Jawa *tsaaah*
Gue gak nyangka sih, bakal menemukan "harta karun" tak terduga di saat udah putus asa menuju tempat tujuan awal, jadi gak nyesel gak kesampaian ke pantai Timang, gantinya udah melebihi ekspektasi gini. Ah, gue selalu suka perjalanan yang melenceng jadi rencana, kadang emang bisa dapat zonk tapi seringnya nemu "harta karun". Asik banget dah ini pantai.
Dan gue baru tau kalau pantai Siung ini punya 250 jalur panjat tebing dan pernah dijadikan arena kompetisi Asian Climbing Gathering, WOW!. Oke, next time gue bakal balik lagi dan nyobain jalur panjat tebingnya.
Rute menuju pantai Siung ini cukup mudah, walaupun agak terpencil daerahnya, gue saranin sih bawa kendaraan sendiri, karena kemarin itu gue gak lihat ada angkutan umum. Buat jelasnya bisa dilihat di sini Rute Lokasi Pantai Siung Jogja.
Buat teman-temanku yang adventure lover yang mau ke pantai ini jangan lupa ajak gue, yak. Kita cobain panjat tebing atau kemping di pinggir pantai juga hayuklah. Ditunggu japri-nya.
Yah, gada angkot. jadi gada kejadian kelewatan lagi... etapi yang ini ganyampe yak... xD
BalasHapusSyukurnya pantai penggantinya bagus banget. tebing2 bebatuan gitu O_o
itu rangorang jogja kayaknya udah mulai jadi pemalak yak? dari parkir yg digede2in tarifnya ampe ngasi info yang harus bayar....
bodo amat, kak (-_-) perjalanan gue emang gak pernah mulus, tapi yang penting seruu..
HapusIya, tuh parah dah, merusak image baik masyarakat Jogja.
kalo lagi musim liburan dan macet , khususnya ke arah pantai-pantai di gunung kidul jogjakarta, memang ad asegelintir orang yg memanfaatkan situasi seperti itu dngan cara mencarikan jalan alternatif yg sbenarnya cenderung gak guna, jalan yg rusak, akhirnya "diperas" dengan dalih minta sumbangan
BalasHapusparah, ya, kalo jalannya bener bisa dilewatin dan memang lebih cepet mah gak apa-apa, deh.
HapusWow, its such a beautiful beach...
BalasHapusYes, indeed.
HapusYou should go there, you'll love it.