ReLIFE
Gimana perasaanmu jika sedang berada di titik rendah dalam
hidup, habis keluar dari pekerjaan, melamar kerja ditolak terus, tapi demi
gengsi tetap hang out bareng teman-teman meski uang udah lembaran terakhir, lelah
memikirkan hidup, lalu di malam perjalanan pulang dihadang oleh Yudai Chiba yang dengan semangat langsung memprospek
kamu untuk menjadi subjek penelitiannya layaknya sales obat?
Kalo gue pasti senenglah, gila … ketemu Yudai Chiba gitu.
. . .
Bukan mau ngomongin sales obat, ini tentang film live action
ReLIFE, meski Yudai Chiba di sini rasanya malah jadi
kayak sales obat, ahahaha.
ReLIFE merupakan
film live action adaptasi dari manga yang berjudul ReLIFE juga karya So Yayoi. Seperti biasa gue gak ngikutin manganya.
Tapi sebelumnya gue pernah diceritain sama seorang teman tentang animenya, dan
jadi tertarik. Tapi karena lagi malas nonton anime (lebih tepatnya malas
download atau streaming, hehe) terus pas tau ada live actionnya, ya udah langsung nonton, deh.
Awalnya gak ada ekspektasi apapun sama film ini karena gak
mengikuti beritanya. Tapi gue dibuat kaget pas pertama denger suara aktornya
yang terdengar familiar, “He, ini Yudai Chiba?” “Eh, bener!” dan gue jadi
semangat nontonnya. Gue suka liat Chiba, tampangnya imut-imut banget, haha.
Ceritanya tentang Kaizaki Arata, diperankan oleh Taishi
Nakagawa, seorang pengangguran yang lagi depresi sama hidupnya tiba-tiba ditawari
obat sama Yoake Ryo, diperankan oleh Yudai Chiba … ng, gak secara langsung
menawarkan obat, sih. Sebenarnya Yoake Ryo seorang observer dari ReLIFE Research
Institute, yang memiliki program sebuah obat yang dapat mengubah penampilan
jadi 10 tahun lebih muda, dan Kaizaki diminta untuk jadi subjek penelitian
selama satu tahun untuk mengulang kehidupan SMAnya lagi.
Begitulah akhirnya Yudai Chiba jadi sales obat, hahaha.
Filmya cukup seru buat diikuti, gue suka sama film yang dibuka dengan narasi si
tokoh utama (jadi inget anime Charlotte, btw nungguin live actionnya semoga
bakal dibuat), jalan ceritanya asik, jadi nontonnya enak aja, banyak komedinya
juga. Yuna Taira yang berperan sebagai Hishiro Chizuru yang ternyata juga
subjek penelitiannya si Yoake, bener-bener bikin gemes dengan tampang datarnya
dan senyumnya yang aneh nyeremin gitu. Disuruh senyum ramah malah menyeringai intimidasi
gitu, ya jelas bikin orang salah pahamlah.
Cerita film ini juga mengingatkan gue sama anime Erased,
yang tokoh utamanya sama-sama kembali muda dan kadang jadi canggung ketika
berhadapan sama orang lain. Kaizaki yang shock pas tau umur gurunya lebih muda
dari dia yang sebenarnya dan jadi sedikit iri. Ketika Kaizaki yang terkadang
bersikap dan bicara sok tua di depan teman-temannya, ketika bersama Hishiro dan
lama-lama jadi saling suka.
Topik ceritanya agak menyentil gue, sih, bisa dibilang
tentang pencarian jati diri di usia dewasa. Sebenarnya masih gak paham kenapa
Kaizaki dipilih menjadi subjek penelitian, kayaknya ada detail masa lalu
Kaizaki yang gak diceritakan di film dan juga masa lalu Hishiro. Terlepas dari
gimana masa lalu mereka gue menikmati nonton filmnya.
Kaizaki yang awalnya seperti gak ada harapan sama hidupnya,
setelah menjalani program ReLIFE ini perlahan mulai belajar dan memahami
konflik-konflik dalam hidupnya sampai akhirnya menemukan tujuan hidupnya dan
menyadari profesi yang cocok untuk dirinya, yaitu menjadi seorang guru.
Bagian yang rasanya emosional adalah ketika hari kelulusan,
Kaizaki menasehati teman-teman terdekatnya tentang menjadi dewasa yang akhirnya
bikin semuanya menangis. Tapi bagi gue bagian yang menyentuh itu pas Kaizaki
yang akhirnya menemukan tujuan hidupnya dan setelah program ReLIFE berakhir dia
berusaha dengan kemampuannya sendiri untuk mencapai tujuannya itu.
Rasanya gue juga mau kayak gini, ditawari obat sama Yudai
Chiba, punya kesempatan menjalani lagi kehidupan SMA selama satu tahun, belajar
memahami diri sendiri sampai akhirnya menemukan jati diri dan tujuan hidup. Gak
perlu obat kayak gitu juga, sih, cukup sering-sering aja bermuhasabah diri.
Btw, lagi-lagi Yudai Chiba cuma kebagian jadi second lead,
apa ya, yang kurang dari Yudai Chiba buat jadi main lead? xD
Wah kok ini menarik ya filmnya. Baru ada live action beginian nih. Baru mau mulai cari tahu tentang jepang-jepangan. Muehehe. Anyway Yudha! Chiba itu siapa sih?
BalasHapusIya, kalo tertarik sama ceritanya bisa baca manganya lebih seru dan lebih detail.
HapusWell, kalo gitu selamat datang di dunia jejepangan.
Yudai Chiba itu aktor Jepang, aku suka liat dia soalnya sering ambil peran yang kocak dan mukanya itu baby face banget. Hahaha
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusIni film yang lagi rame dibahas temen-temen kantor. mereka pada ngikutin dari manganya. Saya mah gak tau apa-apa soal ini, tapi kayaknya bakal nonton filmnya gara-gara ulasan ini. Uniik ceritanya..
BalasHapusEnak ya, circle temen-temen nya bisa ikut bahas film jejepangan.
HapusIya, unik, bisa buat bahan renungan sama motivasi juga, hehe.
tonton animenya, Wi. duarasi dan ekspresi di animenya lebih berasa. walo secara humaniah wajah pemeran live actionnya lebih nyata untuk dikagumi sih. xD
BalasHapusdi manganya ini masih lanjut ampe skrg, aku nggak ngikutin sih. berharap aja ada season 2 nya. kalo ttg kenapa dipilih, ada sih dijelasin awal2. mereka sebagai contoh org dewasa yg gagal (dicari berdasarkan data pada perusahaan atau data apalah itu). karena projeknya untuk menciptakan/memperbaiki SDA, jadilah org2 yg gagal itu yg dipilih. tapi belom jelas smeuanya sih ttg masa lalunya. belom mau baca manganya karena masih berharap ada season 2 nya. xD
mana bagi animenya dong ...
HapusHmm.. gitu, keren yak projeknya, kalo diterapkan di Indonesia berguna banget nih
Download lah... wifi kantor kan kenceng~ masa iya harus transfer pake flashdrive langsung. jauh gini.
Hapusahahaha... gatau deh. kalo orgnya gak niat mah bakal beralasan, "kami sudah hebat, lapangan pekerjaannya yg nggak ada"