Berlalu Seperti Angin

Pagi ini gue bangun dengan perasaan yang ringan. Baru tersadar betapa merindukan udara pagi yang sejuk, kasur yang nyaman, selimut yang hangat, suara sibuk di dapur, dan gemercik air di kamar mandi. Rindu yang seharusnya segera gue bayar, tapi sejenak gue berpikir, ternyata rindu tidak semenyiksa yang dibayangkan, membuat gue tetap teringat dan bersyukur, pagi ini tetap menyenangkan dengan rasa rindu yang terasa manis.

Malam sebelumnya tertidur dengan rasa kantuk yang membuat tidur nyenyak di atas kasur yang nyaman, di dalam selimut yang hangat, lalu paginya terbangun dengan perasaan ringan dan tersenyum menyambut pagi yang sejuk dan sunyi. Gue menyukainya.

Lalu samar-samar terdengar kegaduhan orang-orang yang sibuk menyambut pergantian tahun. Oh, ini sudah di penghujung tahun, sementara gue masih nyaman di dalam selimut yang hangat dan berbisik, “Merasa tua, dan harus sedikit lebih dewasa lagi …” Iya, sedikit aja, lebih baik pelan-pelan menikmati hidup yang semakin cepat berlalu ini. Menjalani hidup dengan filosofi carpe diem mungkin sudah gue lakukan jauh sebelumnnya, tapi selanjutnya pastikan lebih selo lagi.

Dan begitulah tahun 2017 berlalu dengan cepat. Seperti angin yang menyentuh wajah dan menerbangkan rambut. Sedih, senang, bingung, canggung, kecewa, bangga, tangis, tawa. Lalu apa yang tersisa pada akhirnya? Entahlah. Rasa syukur, mungkin.

Gak disangka momen yang gue lewati di akhir tahun adalah pemakaman. Ayah dari seorang teman, begitu tiba-tiba, begitu mengejutkan. Gue memandang dari kejauhan seorang anak yang terisak menyaksikan tubuh ayahnya dikubur. Sesaat gue membayangkan menempatkan diri ada di posisinya, dan langsung gue tepis sebelum beruraian air mata, entah akan seperti apa kalau itu adalah gue. Sebenarnya gue agak terkejut dengan pengendalian emosi teman gue itu yang luar biasa. Dia masih menyambut kedatangan gue dengan sedikit canda, tanpa tangis sendu, malah gue yang berusaha keras menahan air mata. Hanya bisa berdoa yang terbaik untuk keluarga yang ditinggalkan, semoga tidak terus menerus larut dalam kesedihan, segera mengiklaskan dan tegar melanjutkan hidup. Dan ... temanku tersayang, semoga hari-harimu setelah ini tetap ceria.

Setelahnya gue langsung menghubungi orang tua, memastikan mereka baik-baik aja. Kematian itu nyata dan tak terduga, maka dari itu harus dipersiapkan.

Tahun ini juga agaknya sedikit berat bagi gue, beberapa penyesalan, banyak hal-hal yang tidak begitu menyenangkan yang terjadi seakan-akan itu adalah balasan atas kesombongan gue yang lalu, atau kata-kata yang berbalik. Gue akan lebih menjaga kata-kata gue untuk selanjutnya, katakan hanya yang baik dan positif agar jika itu terjadi maka adalah hal baik. 

Wacana-wacana yang tak terlaksana tahun ini akan menjadi misi di tahun depan. Resolusi-resolusi yang tak tercapai tahun ini, selanjutnya akan menjadi resolusi tahun depan, yah, semoga tahun depan bisa pindah ke apartemen yang mendukung terciptanya kehidupan yang lebih privasi dan sunyi.

Gue mau menutup dengan narasi dari sebuah film, karena kata-kata ini cukup bagus dan cukup bijak.

Yesterday, today, and tomorrow we used to having every day being like any other day. But a very special day was about to begin. For some people, today will bring joy or rage, and some will remember today as a sad day for a long time. At the end of the day, we’ll hear someone’s last words. “Don’t cry. Beat yourself up, but keep it short. But, don’t forget about what happened.” 

Komentar

  1. Kalo aku akkhir tahun ini akhirnya dalam posisi di rumah. Biasanya selalu di tempat lain. Ya walo kegiatannya sama aja sih. Tidur2 juga. Dan mengumpat suara petasan. xD

    Mengenang 2017.. itu tahun menyebalkan. Entahlah. Lebih banyak hal yg tidak menyenangkan yg kualami. Ditinggalkan paman pergi selamanya. Tak lama setelahnya, paman dr keluarga bapak yg pergi. Nenek yg mendadak lumpuh. Serta hal2 lain yg membuat kesedihan.

    Di pergantian tahun, tentunya ingin bisa mengalami banyak hal bahagia. Namun jika belum ditakdirkan, moga dikuatkan saja agar terus yakin melanjutkan kehidupan.

    Oiya... mending jgn apartemen. Kalo ada tukang pentol lewat, manggilnya susah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kesedihannya yang lalu tergantikan dengan kebahagian kedepannya, ya, kak.

      Gak suka pentol, biasanya jajan cilok itu juga jajannya pas di kantor, jadi gak masalah, hehe.

      Hapus
  2. Aku taun baru tidur-tiduran aja dong. Umur segini dah males mikirin taun baruan. Banyak tagihan, Cyin! Muahahah 😂😂😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, kak, aku juga tidur-tiduran aja hemat energi. Beneeeer banget, should pay this and that xD

      Hapus
  3. Selamat tahun baru, mbak! Kalau saya, dipikir-pikir banyak hal terjadi di 2017, tapi sepertinya nggak kayak orang-orang yang sampai bisa bikin postingan "Count the blessings" atau apalah gitu :))))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selamat tahun baru juga, mbak ^^

      Hahaha, iya, juga. Aku lebih itung-itungan budget, sih, meminimalkan biaya *duh, nak finance banget* xD

      Hapus

Posting Komentar