Open House IDS School

Sabtu lalu saya dapat undangan untuk mengikuti Seminar Membuat Soundtrack Film Anak di IDS School, yang jadi pembicaranya Aksan Sjuman dan Mira Lesmana. Karena kali ini ada waktu jadi gak menyia-nyiakan undangannya, biasanya selalu gagal ikut kalo IDS School bikin acara open house.


Kalo ngomongin film anak yang dibuat oleh Mira Lesmana pasti langsung terbayang film Petualangan Sherina dan Laskar Pelangi, saya dan sebagian besar para peserta yang hadir yang memang adalah generasi film Petualangan Sherina jadi sedikit bernostalgia bersama mbak Mira. Meski sejujurnya saya lebih terbayang film Gie, Miles Films dan Gie lebih melekat daripada film-film lainnya (kalo aja seminar ini membicarakan film Gie mungkin saya akan jauh lebih fokus dan semangat).

Lagu-lagu yang dipakai dalam film-film produksi mbak Mira itu sebagian besar pas dan keren, apalagi di film Petualangan Sherina. Pada masanya lagu-lagu yang dinyanyikan Sherina itu terkesan unik dan beda sama lagu-lagu anak lainnya, liriknya juga bagus, saya paling suka sama lagu ‘Persahabatan’ liriknya singkat dan sederhana tapi maknanya lumayan dalam. Dan menurut Aksan Sjuman, Mira Lesmana ini salah satu produser yang mengerti musik, dan itu menjadi sebuah keuntungan.

Menurut mbak Mira, saat ini anak-anak Indonesia kekurangan film dan lagu anak yang berbahasa Indonesia, anak-anak masa kini lebih familiar dengan film-film Disney dan lagu-lagu berbahasa Inggris bahkan berbicara saja lebih fasih bahasa Inggris. Hal itu akan membuat bahasa Indonesia berjarak dan anak-anak akan kehilangan identitas. Dari itulah mbak Mira membuat film anak meski prosesnya lebih panjang, lebih rumit, lebih mahal dan agak kurang komersil.

photo doc: @idseducationcom

photo doc: @idseducationcom

Tahun ini Miles Films membuat film anak berjudul ‘Kulari ke Pantai’ yang bisa ditonton tanggal 28 Juni nanti. Nah, di seminar ini Mira Lesmana dan Aksan Sjuman berbagi cerita dan tips cara membuat dan memilih soundtrack film anak yang tepat. Salah satu cerita mbak Mira (yang saya bisa ingat) dalam memilih salah satu soundtrack untuk film Kulari ke Pantai ini adalah dengan mendengarkan semua lagu-lagu bertema road trip di spotify sampai akhirnya mendengar lagu Selamat Pagi dari RAN. Menurut mbak Mira lagu Selamat Pagi ini sangat cocok karena spirit lagunya pas dan liriknya bisa menjangkau semua kalangan dan tidak ada kata-kata dalam liriknya yang gak pantas untuk anak-anak. Jadilah lagu Selamat Pagi ini diaransemen ulang dan dijadikan original soundtrack film Kulari ke Pantai.

Selain akan merilis film Kulari ke Pantai, BEKRAF mempersembahkan Lomba Cipta Lagu Anak 2018 yang bekerja sama dengan Miles Films. Total hadiahnya sangat menggiurkan yaitu 100 juta rupiah, selain itu 5 lagu finalis akan dibuat album kompilasi dan dinyanyikan oleh pemain film Kulari ke Pantai. Buat kamu yang bakat dibidang musik sok atuh ikutan, deadline cuma sampai tanggal 15 mei. Buat info lengkapnya langsung aja ke instagramnya @milesfilms.

Oh iya, ada tips nih dari Aksan Sjuman, cara untuk bisa menciptakan lagu-lagu untuk soundtrack film bahkan juga berlaku untuk karya lainnya adalah dengan dengan menetapkan deadline. Jadi teman-teman … the power of kepepet itu benar-benar akurat dan sudah terverifikasi, ahahaha. Masih saran dari Aksan Sjuman, untuk menciptakan karya itu harus punya rasa, punya ciri khas, “Buatlah musik yang gak terbayangkan, out of the box but still styles. Dan jangan lupa deadline.”

***

Cerita sehari sebelum pergi ke seminar, di suatu sore yang biasa tapi gak biasanya saya chatting dengan seorang teman buat nanya-nanya.

“Feb, tau IDS School gak? Kalo dari Penvil itu ke arah mana, ya?” begitu saya memulai chatnya.

Dan mendapat balasan, “Gak tau, Nanoki.” Karena udah mendapat jawaban begitu ya udah, nanti cari info sendiri aja, pikir saya. Gak lama dia mengirimi peta lokasi IDS School lengkap dengan penjelasan dan saran naik kendaraan apa ke sananya. Wah, senangnya dibantu cari info, terima kasih ya, Febri, selain model yang bisa dibully kamu juga teman yang bisa diandalkan.

Bagi saya yang biasanya kalo nanya apa-apa sama teman dan dijawab ‘gak tau, cari aja di google’ sangat menghargai apa yang Febri lakukan. Sebenarnya bisa aja saya langsung cari info sendiri tapi karena kita jarang berhubungan jadi saya coba membuka obrolan, mungkin aja dia tau dan saya bisa dapat info yang yang lebih pasti. Lain waktu saya juga pernah nanya-nanya jenis kain dan harganya sama seorang teman, padahal kan tinggal pergi ke toko kain aja, ya, dan langsung nanya sama penjualnya (sejujurnya cuma biar ada obrolan aja, sih, hehe). Meski bilang gak tau tapi teman saya itu tetap memberikan testimoni kain yang pernah dia beli dan itu saya jadikan referensi.

Jadi, ya … jangan pernah malas atau lelah membantu atau sekedar menjawab pertanyaan teman.


*ngomong-ngomong sebagai blogger saya pemalas sekali, ya, tidak ada dokumentasi pribadi*

Komentar

  1. Kalo dibilang kekurangan lagu anak, kayaknya kurang tepat. Karena lagu anak itu banyak yg baru. Coba saja nongkrong di pasar tradisional yg masih campur dgn penjual vcd bajakan. Cuma itu, gak banyak anak kecil yg tertarik.

    Film anak sih yg beneran udah gak ada. Sinetron buat anak2 juga. Di MNC tv yg pemeran utamanya anak2 cuma topeng doang. Percakapan dan tindakannya lebih pantas untuk dilakukan org dewasa.

    Permasalahan utama itu ya bagaimana bikin anak2 tertarik pada film atau lagu anak/keluarga sebagaimana taun 90an. Karena saya sudah mencoba mengajak anak2 buat nonton fikm seperti petualangan sherina, joshua dan laskar pelangi, mereka gak betah. Malah main ledek2an. Gak ditonton. Satu2nya hal yg membuat mereka tertarik waktu itu adalah scene munculnya buaya di laskar pelangi, itu doang.

    Karena sudah beda zaman, beda perilaku lingkungan, beda perilaku keluarga, harus lebih ekstra dan lebih total. Entah bagaimama cara membuat anak2 bangga dan mau pamer pada temennya kalo dia abis nonton film bagus. Setidaknya busa memberi pengaruh seperti upin ipin. Karena pergi ke mana pun, klo kita bertemu anak2 dan menontonkan atau menunjukkan klip upin ipin yg nyanyi, mereka selalu senang.

    Pikiran sebelum saya komen di atas: Kayaknya harus melupakan beberapa informasi aja ini biar bisa nanya dan membuka obrolan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oya? Banyak lagu anak-anak yang baru? Apa dari segi musik dan lirik sama kayak lagu-lagu yang dinyanyikan Sherina dulu? Atau sejenis lagu Trio Kwek Kwek? Kalo sejenis Trio Kwek Kwek mah terlalu jadul dan gak akan menarik buat anak-anak zaman sekarang.

      Coba ada sinetron sejenis Eneng dan Kaos Kaki Ajaib lumayan mungkin bisa jadi tren lagi.

      Hapus
    2. Banyak. Bahkan ada yg recover dari lagu anak zaman dulu. Lagu dan musiknya sejenis lagu trio kwek2, bonda prakoso waktu cilik, ciquita meidy zaskia gevanni, yaa yg rada ngebeat semangat gitu lah. Yang suka ya ada. Tapi sebatas yg emang punya seleranya aja dan beli cd nya.

      Itu dia yg kumaksud. Beda zaman dan lingkungan. Entah gimana membuat anak skrg itu mau nyanyi lagu anak. Karna secara lingkungan saja mereka lebih bangga nyanyi lagu pop dewasa.

      Oiya ada sepupunya temenku yg mau masuk TK. Ama gurunya kan di tes buat nyanyi lagu anak. Ditanya bisanya lagu apa, dia jawab "bibeh" itu yg lagunya justin bieber. Trus gurunya bilang lagi yg lagu anak. Dia bingung lalu nanya ke emaknya yg nemenin, "lagu anak itu lagu apa mak?" Pas dikasi tau baru dia ngeh. "Oh balonku".

      Mereka para anak kecil tau lagu anak, tapi mereka gasuka. Mereka suka lagu yg hits dan itu kebanyakan lagu dewasa. Pernah sekitaran tahun 2011 atau kapan gitu yg Umay baru selesai acara idola cilik, ada proyek buat ngubah lagu dewasa yg hits jadi berlirik untuk anak2. Musiknya lagu populer dewasa, liriknya diganti kata2 yg anak kecil bgt lah. Lari2an, lomoat2an, main, nabung gitu2. Tapi tetep aja. Malah semoet ada yg komentar, palsu. Aslinya gak gitu. xD

      Aku yakin kamu gak pernah nonton tipi lagi ini Wi. Ahahaha... masih ada kok sinetron begitu. Yg mengutamain kekuatan dan keajaiban yg peroleh anak2. Tapi anak desa/kampung aja yg tertarik. Kelas ke bawah lah istilah kotanya. Itu pun dikit. Yg kemaren jadi meme yg ngikutin gaya Thanos itu salah satunya. Itu sinetron anak2 kayak Entong.

      Ampun dah ini ngapa jadi panjang banget. Jadi postingan jg dah.

      Hapus
    3. Mungkin lagu anaknya harus ngehits dulu di kalangan orang dewasa baru anak-anak mengikuti. Anak kecil mah kan hanya mencontoh.

      Iyaa, gak pernah nonton tipi lagi, ahahaha.
      Iya ini udah bisa buat jadi postingan sendiri xD

      Hapus
    4. Lalu, itu akan jadi tugas yang amat berat. Membuat lagu yg disukai orang dewasa, tapi isinya lagu anak2. xD

      walo begitu, mending tetep jadi komentar aja. kalo di pos, jadi postingan sendiri, komentar berbalas, komentar berdua.

      Hapus

Posting Komentar