Over Drive

*Spoiler alert

source

Over Drive adalah film Jepang orisinal yang dibuat oleh Eiichiro Hasumi yang katanya merupakan proyek kolaborasi antara Toyota dan Toho. Maksudnya film orisinal itu, film ini bukan hasil adaptasi dari manga ataupun anime, jarang banget, kan, Jepang bikin film yang bukan live action.

Kalau dilihat dari posternya kita pasti mikir ini film tentang dunia balap, bakal banyak scene balapan, dan konfliknya kalo gak persaingan sengit antar pembalap, ya, antar pabrikan. Tapi jangan tertipu teman-teman, karena sebenarnya ini adalah film drama, konfliknya itu cuma antar adik kakak, terkait cinta segitiga pula, ckckck. Untung pemerannya Mackenyu jadi saya masih betah nontonnya, soalnya yang membuat saya tertarik nonton film ini apalagi kalo bukan karena Mackenyu Arata.

Selain Mackenyu ternyata film ini penuh dengan aktor-aktor good looking yang beneran bikin betah nontonnya. Kakak – adik yang diperankan oleh Masahiro Higashide sebagai Atsuhiro Hiyama dan Mackenyu Arata sebagai Naozumi Hiyama, dari kecil udah suka banget sama dunia balap yang kemudian mereka bergabung dalam tim Spica Racing Factory. Sang kakak Atsuhiro menjadi kepala mekanik dan adiknya Naozumi sebagai pembalap andalan. Sayangnya kakak adik ini gak akur-akur amat, bagi Naozumi yang terpenting adalah menjadi yang tercepat tapi bagi Atsuhiro poin dan kemenangan tim mereka itu lebih utama. Ditambah konflik masa lalu yang bikin Naozumi baperan dan sering bersitegang sama kakaknya.

source

Sebenarnya film ini gak jelek cuma karena porsi dramanya lebih besar dari balapannya aja yang bikin agak menjatuhkan ekspektasi gitu, jadi jangan berharap bakal ada adegan balapan sengit nan keren kayak di Fast and Furious atau Cars, deh. Tapi pertandingan balapnya cukup seru buat diikuti, apalagi pas ada kecelakaan gitu berasa nyata dan dramatis tapi gak bikin deg-degan banget. Biasa ajalah.

Karakter – karakternya juga biasa aja kurang kuat dan kurang berkesan, malah ada yang kehadirannya itu gak penting dan terkesan ganggu kayak si agent dari perusahaan agensi atlet, Hikaru Endo. Ya itu mbak-mbak ngapain juga berdiri di deket mobil yang mau diservis, kan, ngalangin orang kerja, yaa, hhh. Terus karakter Junpei Masuda salah satu mekanik yang agak disorot, pas lagi istirahat dia bikin sketsa desain mobil balap tapi ya udah gitu doang, saya pikir dia bakal diceritakan berkontribusi untuk desain mobil ternyata nggak, tuh. Malah kayak orang yang depresi yang sudah melepas mimpinya dan berakhir ngurusin ban mobil doang. Karakter Naozumi juga agak mengganggu saya sebenernya, persona adik yang rebel, tengil dan playboy masa gak bisa move on sama cinta monyet di masa lalu. Sekali lagi ketolong karena yang meranin Mackenyu jadi masih enak aja gitu dilihatnya. Tapi saya suka dengan karakter Atsuhiro yang kayaknya udah jatuh cinta banget sama mesin dan passionate sama pekerjaannya.

Bagi saya scene terbaik itu ketika para mekanik memperbaiki mobilnya, keren aja gitu melihat mereka bekerja dengan kecepatan tinggi, terutama pas mereka servis total mobil yang habis tenggelam di danau. Mereka bongkar mesin sampai peretelin kabel-kabel kecil gitu, beneran kagum sampai gak berhenti ngomong keren.

Dan aduh… ini cowok-cowok kenapa makin kelihatan keren banget dengan wearpack dan belepotan oli, apalagi Masahiro Higashide dan Keita Machida, hmm. Terus tiba-tiba saya teringat foto mas saya zaman dulu. Mas dulu sekolah otomotif di kampung, suatu hari ngirimin fotonya lagi pake seragam wearpack gitu, meski jauh sekali dibanding Masahiro dan Keita tapi dulu saya sempat membatin, “wah, keren juga ini si mas”. Tapi itu dulu ya, saat saya masih bocah banget. Saya pikir mas nanti bakal beneran jadi mekanik di suatu pabrik mobil tapi sepertinya mas kurang berambisi jadi ya … sekarang hanya hobi utak-atik motor saja. Cerita konflik antara kakak beradik kayak gini suka bikin saya jadi inget mas dan merasa emosional, alasannya personal memang. Untungnya dalam cerita ini hubungan antara Atsuhiro dan Naozumi membaik, jadi gak sampai baper saya nontonnya.

Secara keseluruhan filmnya seru dan cukup menghibur (apalagi aktor-aktornya), dapat referensi dari profesi mekanik yang ternyata pekerjaan mereka gak kalah keren dan seru, bahwa bekerja dengan tim rasanya bisa seharu itu. Dan Masahiro Higashide ternyata masih bisa kelihatan keren gitu dalam balutan wearpack dan belepotan oli.

Sekian saya sudahi fangirling mas-mas mekanik.