Cita-Cita, Harapan, Kenyataan
Kemarin sore sambil menunggu jam pulang kantor saya mengunduh kembali aplikasi Spotify hanya untuk mendengarkan podcast Es Podeng punyanya bang Acen (si empunya Jalan Pendaki). Dan tak disangka ternyata mendengarkan podcast menyenangkan juga, ya, seperti mendengarkan radio tapi ini penuh narasi tanpa ada lagu-lagu kesayangan kita yang diputar dan gak bisa titip-titip salam buat gebetan. Eh, tapi bang Acen suka ngasih lagu di akhir episode.
Jadi saya tertarik mendengarkan curhatan bang Acen tentang
kenapa dia resign dari kantor, ya… siapa tau saya bisa dapat ide bagaimana cara jitu resign dan merasa tetap tenang, hehe.
Tapi ternyata dibalik postingan-postingan indahnya yang 30
hari keliling gunung itu, ada cerita yang gak indah. Setelah
mendengarkan ceritanya saya tertegun, inilah saat di mana seharusnya saya
bersyukur, tapi apalah daya saya hanya manusia biasa yang kadang memang gak tau
diri.
Dalam podcastnya bang Acen cerita pingin bisa jalan-jalan yang tinggal jalan aja
tanpa mikirin biaya alias di-endorse, tapi karena belum bisa, kan jadinya harus kerja supaya bisa nabung buat biaya jalan-jalan, tapi ternyata kerjaannya
itu bikin dia stress. Mendengar perkataan bang Acen yang pingin resign tapi
takut miskin, saya jadi tertawa nyinyir gitu, karena itu adalah pemikiran saya,
huhuhu.
Adek bosen kerja, bang, pingin resign tapi takut miskin …
Tapi setelah saya pikir-pikir lagi daripada nanti jadi
stress karena harapan tak kunjung terjadi, jadi saya mencoba untuk bersahabat
dengan kenyataan. Mungkin dulu saya masih bisa idealis tapi sekarang semakin
tua saya harus realistis, demi kesehatan jiwa dan raga juga. Saya tetap akan gantung
cita-cita setinggi-tingginya agar semangat menjalani hidup, tapi saya akan buat
tujuan jangka pendek yang pasti bisa segera saya capai sebagai proteksi diri
agar tetap waras.
Seperti impian saya yang akhirnya sudah terealisasi yaitu bisa duduk-duduk di lembah Mandalawangi, di tempat yang menjadi favoritnya Soe Hok Gie, rasanya benar-benar bahagia. Semoga saya bisa segera menyelesaikan catatan perjalanannya dan segera posting di blog ini.
Seperti impian saya yang akhirnya sudah terealisasi yaitu bisa duduk-duduk di lembah Mandalawangi, di tempat yang menjadi favoritnya Soe Hok Gie, rasanya benar-benar bahagia. Semoga saya bisa segera menyelesaikan catatan perjalanannya dan segera posting di blog ini.
Karena kata orang rumus bahagia adalah realita dibagi dengan
harapan, untuk praktiknya ada dua pilihan yaitu meningkatkan realita atau
menurunkan harapan. Choose your fighter.
Kalau saya, Podcast yang lumayan sering tak dengerin itu podcastnya Raditya Dika, Curhat Babibu, Curhat Babu, sama 30 Days of Lunch.
BalasHapusJangan buru buru resign kalau belum punya "cadangan", Wi. Berat. *Ini pengalaman pribadi xD
Belakangan saya suka dengerin podcast bloger punya Firman, sama podcast kreba kribo itu. Seru juga.
HapusHaha, baiklah, nanti kalo udah dapet cadangan baru ngajuin resign.
bahagia itu santuy
BalasHapusorang beriman pasti bahagia
Temen saya gak percaya Tuhan gak percaya hari akhir, tapi hidupnya bahagia, santai dan sejahtera lahir batin.
Hapus