Tea Time

Saya lihat hari-hari menjelang lebaran ini sedang ramai hampers di media sosial, banyak teman-teman juga yang posting foto bingkisan dan ucapan terima kasih kepada si pengirim, menyenangkan sekali melihatnya, sharing is caring in fancy level.

 

Saya juga ingin membuat postingan terima kasih kepada seseorang yang telah mengirimkan saya bingkisan, sekalian mereview isinya. Jadi, saya mendapat beberapa macam teh kiriman dari diri saya sendiri, alias ya sudah saya beli sendiri saja apa yang saya mau. Terima kasih untuk diri saya sendiri. #selflove #selfreward

Saya bukan pecinta teh memang, tidak tau juga macam-macam daun teh dan teh apa yang paling enak, tapi akhirnya ingin mencoba jenis teh lain selain teh celup dan teh tubruk yang biasa saya konsumsi. Selain itu, setelah melihat beberapa postingan @monamicroissant alias Ziggy tentang teh dan mendengar wawancaranya di sebuah podcast bahwa ia punya banyak koleksi teh dari berbagai daerah yang dikunjunginya, saya jadi ingin coba juga, apakah memang menyenangkan?

Begitulah akhirnya saya membeli teh bunga-bungaan ini. Setelah melihat-lihat beberapa teh bunga yang dijual pilihan saya jatuh pada tiga ini, Roselle, Lavender dan Zesty Ginger dari Seduh Tisane. Kenapa Seduh Tisane? Karena saya suka desain bungkusnya. Kadang saya memutuskan membeli suatu produk 40% melihat dari desain bungkusnya, 60% lagi dari harganya, harus tetap memilih yang harganya masuk budget.

Baiklah, mari mulai dari Roselle Flower. Sebenarnya teh bunga rosella cukup populer, dulu sering sekali menemukan banyak yang jual di pinggir jalan, tapi baru ini saya mencobanya. Pada petunjuk penyajiannya, dibutuhkan 3 - 4 bunga untuk 200 ml air panas, waktu penyeduhannya 5 menit. Setelah 5 menit bunganya bisa disisihkan lalu bisa ditambahkan gula atau madu sesuai selera.

Warna airnya menjadi merah keunguan, rasanya agak masam kecut seperti rasa buah berry, cukup menyegarkan, nggak perlu ditambahkan gula lagi sudah cukup nikmat. 

Manfaat dari teh ini adalah bisa menjaga sistem imun, menurunkan tekanan darah, dan meningkatkan pencernaan.

Zesty Ginger, isinya ada teh hitam, potongan sereh dan jahe. Petunjuk penyajiannya, dua sendok teh untuk 150 ml air panas dengan temperatur 85 - 90 derajat celsius, waktu seduhnya 5 menit. Rasanya mengingatkan saya dengan wedang uwuh, karena ada sereh dan jahenya, hanya saja tidak terlalu kuat rasa jahenya. Lebih enak ditambahkan gula, dan sepertinya ditambahkan potongan jahe lagi lebih nikmat.

Terakhir Lavender, bagi saya yang satu ini rasanya asing banget, seperti minum pengharum ruangan. Saya baru tau bunga lavender yang dikeringkan bisa dibuat teh. 

Petunjuk penyajiannya, satu sendok teh untuk 200 ml air panas, waktu seduhnya 8 - 10 menit, bisa ditambahkan gula atau madu, warna airnya jadi samar-samar agak hijau. Menghirup aromanya menenangkan dan bisa mengurangi stress.

Tapi untuk teh bunga lavender ini saya sudah coba menyeduhnya dengan ditambahkan gula maupun tidak tetap saja rasanya nggak bisa saya nikmati. Sepertinya untuk yang satu ini akan berakhir jadi aroma terapi di kamar saja.

Dari membaca petunjuk penyajian dan beberapa artikel mengenai dunia teh ini saya jadi tau kalau sebenarnya temperatur air yang dibutuhkan untuk menyeduh teh itu beda-beda dan waktu seduhnya juga berbeda. Saya pikir seduh teh itu ya sudah seduh aja pakai air mendidih dan meninggalkan daun teh atau bunganya di gelas, ternyata semua itu akan mempengaruhi rasa dan kandungan di dalamnya.

Begitulah pengalaman saya mencoba teh bunga-bungaan, masih ingin mencoba lainnya seperti bunga krisan dan forget me not, sepertinya perjalanan mencoba berbagai teh ini masih akan berlanjut. 

Ada rekomendasi teh yang harus dicoba?