Wotakoi: Love is Hard For Otaku

Love is hard for me too ..


Saya baru selesai menonton live action Wotaku ni Koi wa Muzukashii yang diadaptasi dari manga yang berjudul sama karya Fujita. Setelah meyelesaikan 11 episode anime awal tahun ini dan mendengar berita akan ada live actionnya tentu saja saya sangat menunggu-nunggu untuk segera menonton. Setelah sebelumnya kecele nonton live action yang nggak jelas ceritanya, Wotakoi ini menjadi hiburan yang sangat menyenangkan. Bisa melihat Yamaken lagi dengan ekspresi datar benar-benar menghibur, dan Mitsuki Takahata cocok banget sama karakter dengan ekspresi yang komikal.


Sebutan Otaku memiliki stereotip negatif di masyarakat Jepang dan sepertinya di Indonesia juga. Tapi di Indonesia sebutan wibu lebih negatif, sih. Jadi nggak heran kalau banyak yang menyembunyikan hobinya yang terkait game, anime, manga, cosplay, idol grup dan semacamnya demi tidak terlihat buruk di mata orang lain di sekitarnya.

Itulah yang dilakukan Narumi Momose setelah putus karena cowoknya tahu dia seorang otaku. Maka di tempat kerjanya yang baru dia menyembunyikan kesukaannya terhadap manga BL (Boys Love) tapi ternyata malah satu kantor sama teman masa kecilnya yang juga otaku, Hirotaka Nifuji seorang otaku game. Di pertemuan yang tidak disengaja itu, di koridor kantor ketika Narumi dan Hirotaka sedang bersama senior masing-masing, Hirotaka malah menanyakan apakah Narumi masih sering pergi ke comiket. Tentu saja itu membuat Narumi panik takut ketahuan seniornya kalau dia adalah seorang otaku.

Meski akhirnya Hirotaka dan Narumi berpacaran mereka masih suka selisih komunikasi. Sebabnya, walaupun sama-sama otaku tapi beda genre, yang satu gamer yang satu fujoshi. Hirotaka merasa jauh padahal mereka sedang duduk satu meja. Lalu demi bisa menjadi orang yang normal ketika nge-date mereka membuat aturan untuk tidak berbicara apapun terkait otaku yang mana itu sulit sekali buat Narumi. Yah .. padahal lebih seru kalau pas nge-date bisa ngomongin hobi, atau saling melempar candaan yang terkait anime yang kadang cuma kita berdua yang tahu. 

Saya nggak menyangka filmnya dibuat musikal gitu, tapi lucu juga lihat Yamaken dan Mitsuki Takahata menari dan menyanyi. Ceritanya juga sedikit beda sama animenya, padahal saya menantikan momen Narumi, Hirotaka, Hanako dan Kabakura cangkrukan atau sowan ke apartemen Hirotaka dan mencari harta karun, hehe. Seru, sih, lihat banyak yang cosplay, Hanako juga cosplaynya keren, jadi ganteng gitu coba, ckck. Tapi scene berantemnya Kabakura sama Hanako sedikit banget, aku butuh lebih banyak scene yang mengeksplore hubungan Hanako dan Kabakura, pliss.



Sepanjang menonton anime atau live actionnya saya sering senyum-senyum, ketawa dan heboh sendiri karena merasa sedikit relate. Scene pas Narumi ngobrol sama teman-teman cosplayernya itu saya banget dulu pas di event ketemu cosplayer Aomine yang kebetulan keren. Kadang saya juga malu kalau ketahuan suka nonton anime dan suka ikutan cosplay tapi orang kantor sudah terlanjur tahu, ya sudahlah. Kadang ikutan membayangkan juga mungkin seru kalau punya pacar yang sama-sama suka cosplay, terus buat projek cosplay bareng, terus datang ke event bareng, photoshoot bareng, hahaha. Pada masa itu seru, sih, kalau sekarang sudah meninggalkan masa-masa jahiliah itu. Tapi habis nonton malah jadi kangen cosplay, malah lihat-lihat pola kostum geretan mau bikin lagi, mau cosplay lagi. Haahhhh.

Dengan diangkatnya cerita tentang otaku kayak gini bisa buat pembelaan buat para otaku, bahwa kehidupan seorang otaku itu sebenernya normal juga, otaku juga punya pekerjaan, otaku juga punya pasangan dan keluarga, hanya saja di saat tertentu mungkin tingkahnya agak berbeda tapi, ya... itu, kan, terkait hobi. Sama seperti hobi yang lain, ada yang menghabiskan waktu dengan main bola, main gitar, atau nonton film. Nah, sama saja otaku juga menghabiskan waktu luangnya, ya... dengan baca manga, main game, nonton anime, datang ke comiket, cosplay. Mungkin bedanya kalau otaku itu lebih menghayati karakter kesukaannya jadi kadang ekspresinya terkesan agak berlebihan dan penampilannya terlihat agak beda tapi, kan, kayak gitu nggak setiap waktu. Jadi, ya... harusnya jangan memandang aneh pas tahu kalau orang itu ternyata otaku. Begitu.


Komentar

  1. Belum nonton live action ini, padahal ngikutin manga dan animenya. Emang sama, suka ragu juga kalau mau nonton LA, ga tau kenapa sering dapetnya yg cringe.

    Hanako sama Kabakura couple the best banget.

    Hihi ternyata mantan cosplayer, apakah pernah jadi Asuna sebagai karakter sejuta cosplayer?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih kesel pernah nonton LA kuroshitsuji, mana nontonnya di bioskop.

      Iyaaaa.. Hanako sama kabakura tuh meski sering berantem tapi suka banget sama kemistrinya.

      Sadar diri jadi gak pernah cosplay karakter asuna.

      Hapus

Posting Komentar