Hope

Di malam yang kupikir akan damai ini malah berakhir emosi diacak-acak. 
Awalnya mbak Ika hanya menanyakan apa sudah pernah nonton film Korea berjudul Hope atau belum. Langsung mencari poster filmnya ternyata belum nonton, dan langsung saja kutonton tanpa baca sinopsis atau review apapun. Hanya berbekal peringatan dari mbak Ika bahwa filmnya mengandung bawang alias sedih. Hmm, sesedih apa pikirku. Ternyata... agak bikin trauma, ya, filmnya. Ya Allah... Gusti... paringono waras slamet.


Film asal Korea Selatan yang disutradarai oleh Lee Joon Ik dirilis tahun 2013, berjudul Hope atau judul aslinya Sowon. Ceritanya tentang Sowon dan keluarganya yang berjuang menghadapi trauma karena insiden yang tragis. Sowon diceritakan adalah anak perempuan berumur 8 tahun yang diperkosa oleh bajingan laki-laki paruh baya yang sedang mabuk saat dalam perjalanan menuju sekolahnya. Sowon diperkosa dan disiksa di tempat kontruksi yang sepi di dekat sekolahnya. Dalam kondisi mengenaskan nyaris mati Sowon sempat menghubungi polisi lewat telepon genggamnya dan akhirnya bisa terselamatkan.

Sowon memang selamat dari maut tapi menjadi cacat permanen dan menderita trauma hebat. Tidak hanya Sowon yang menderita, ayah dan ibunya tentu saja sangat terpukul. Sowon menjadi takut melihat laki-laki dewasa bahkan tidak mau melihat atau dekat-dekat dengan ayahnya. Lalu yang lebih menyakitkan lagi pelaku hanya dijatuhi hukuman 12 tahun penjara dan pihak korban tidak mendapat kompensasi apapun.

Fakta bahwa film ini diangkat dari kisah nyata membuatku tambah stress. Menyadari di luar sana di belahan dunia manapun pasti ada dan terjadi kasus keji seperti ini setiap harinya atau bahkan setiap menit menimpa anak-anak kecil, tapi disodorkan film seperti ini yang menceritakan bahwa hal ini benar-benar terjadi. Lalu membayangkan perasaan atau keadaan korban dan keluarganya yang pasti sangat sakit dan terpuruk melebihi dari yang digambarkan di film. Rasanya jadi kesal, sedih, marah, gondok, takut. Rasanya ingin ku bor itu kepala bajingan pelakunya.

Kasus aslinya terjadi di tahun 2008, anak perempuan itu berumur 8 tahun dan pelaku dihukum penjara 12 tahun. Artinya tahun ini pelakunya akan bebas dan umur anak perempuan itu mungkin belum benar-benar genap 20 tahun, mungkin masih memiliki trauma dan tentu saja masih cacat. Dan pelakunya akan bebas begitu saja.

Di saat dalam keadaan emosi yang kurang stabil dan menonton film seperti ini ternyata bisa bikin stress dan agak trauma, padahal hanya nonton film loh ini. Dulu waktu menonton film Silenced efek setelah nontonnya juga bikin marah, kesal, sedih dan uring-uringan, tapi kali ini lebih-lebih lagi. Karena sempat nangis pas nonton jadi pusing, dan masih kepikiran. 

Sungguh tidak disarankan menonton film ini ketika sedang sedih atau emosi tidak stabil atau sedang ada masalah, karena bisa memicu luapan emosi yang tidak terduga.
Yah, terima kasih mbak Ika atas rekomendasi film yang gini banget, jadi ada bahan postingan blog ini tengah malam. Semoga bisa tidur setelah menuliskan ini, ya. 

Untuk Na-Young, semoga kamu tetap bertahan menjalani hidup dan tetap kuat menghadapi dunia yang kejam dan tidak adil ini, semoga hidupmu sekarang dan selanjutnya bahagia dan merasa aman.

Komentar

  1. 😭😭 Kepalaku sampe nyut nyutan nntn film ini. Kesel, sedih, pngn ngamuk. Hhu campur aduk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dampak abis nonton filmnya yang terlalu kuat apa kita yang terlalu hanyut terbawa suasana, ya.. 😭

      Hapus

Posting Komentar