Mengagumi Koo Gyo Hwan Dalam Film Jane
Setelah melihat penampilan Koo Gyo Hwan di serial D.P. saya jadi tertarik untuk mencari tahu proyek lain yang melibatkannya. Informasi yang saya dapatkan dari internet adalah selain aktor dia juga seorang sutradara; yang sudah membuat 8 film pendek. Bahkan di film Maggie (2018) -salah satu film yang tidak tuntas saya tonton karena gak jelas, kapan-kapan akan saya coba tonton lagi- di sana perannya sebagai aktor, produser, ikut menulis naskah, juga sebagai penyunting naskah dan film. Wow, serba bisa, ya. Idaman rumah produksi yang anggarannya minim.
Di ajang penghargaan Baeksang Arts Award 2018, Koo Gyo Hwan terpilih sebagai Best New Actor lewat film Jane. Saya melihat videonya ketika ia menerima penghargaan itu, penampilannya agak berbeda dengan aktor lainnya yang mengenakan setelan jas. Dia memakai kemeja gombrong dan rambut panjangnya dikuncir, saya langsung membatin; ah, ini mah mas-mas anak teater yang biasa nongkrong di Taman Ismail Marzuki. Khas karakter anak seni yang bebas tapi low profile.
Dan begitulah saya tertarik untuk menonton film Jane. Film ini pertama kali dirilis di Busan International Film Festival 2016 dan memenangkan CGV Arthouse Award, juga memenangkan Best Independent Film dalam Korean Association of Film Critics Awards di tahun 2017. Judulnya dalam bahasa Korea adalah Ggumui Jein yang bisa diartikan Mimpi Jane.
Ceritanya tentang Sohyun yang ditinggalkan oleh pacarnya, Jungho. Di motel tempat dulu Sohyun tinggal bersama Jungho, Sohyun bertemu dengan Jane; seorang transgender yang mengaku sangat mencintai Jungho. Kemudian Sohyun ikut tinggal bersama Jane dan tiga remaja tuna wisma lainnya dan menjadi sebuah keluarga. Sampai suatu ketika Jane bunuh diri, Sohyun menjadi tuna wisma dan sendirian lagi yang kemudian bergabung dengan sebuah “keluarga” baru dan menjadi dekat dengan Jisoo.
Awalnya saya bingung menonton film ini karena alurnya maju mundur dan gak jelas. Saya pikir ceritanya akan fokus dengan karakter Jane sebagai protagonis karena judulnya. Tapi ternyata di sini karakter Sohyun yang sebagai protagonisnya, banyak juga narasi yang dibawakan oleh karakter Sohyun ini. Ceritanya juga entah lebih fokus ke mana, yang jelas di film ini ditampilkan isu remaja-remaja yang kabur dari rumah lalu berkumpul membentuk sebuah “keluarga”, transgender, prostitusi, kekerasan dan bunuh diri. Tapi yang bisa saya tangkap intinya itu konflik batin Sohyun yang merasa kesepian dan tidak bisa hidup sendiri lalu seperti mendapat ilham dari sosok Jane.
Karakter Jane di film ini juga sulit dipahami, keadaan fisik dan psikisnya tidak baik, tapi dihadapan karakter lainnya kadang dia seperti menerima dan menikmati hidupnya. Benar-benar khas film indie yang jalan ceritanya agak sulit dipahami tapi tetap enak untuk ditonton. Filmnya meski depresif, masih bisa bikin tertawa karena tingkah Jane yang unik. Seperti ketika Jane sedang berjalan menuju rumahnya dan tangannya menenteng mirror ball sambil berbicara di telepon menyangkal bahwa ia membawa mirror ball. Atau ketika di pantai tiba-tiba memungut bola, entah ia punya kebiasaan memungut benda-benda yang terlihat menganggur atau bagaimana. Mungkin itu juga yang membuat dia menampung anak-anak yang kabur.
Terlepas dari kebingungan saya dengan film ini, pengambilan gambarnya bagus mirip-mirip film Jepang dengan vibe kesunyian dan kesepian tapi beberapa scene seperti di bar, warna dan pencahayaannya mengingatkan saya dengan film Hongkong: Chunking Express. Secara khusus saya suka akting Koo Gyo Hwan memerankan Jane yang seorang transgender. Meski tidak muncul sepanjang film, ah, porsinya sedikit sekali, but he nailed it!
Adegan pertama kali yang menampilkan Jane adalah close up scene ketika pintu motel terbuka memperlihatkan wajah Jane yang menghembuskan asap rokok serta rokok di sela-sela jari tangannya lalu bilang “Anyeong”, wah! Keren sekali, itu adalah scene favorit saya. Profil wajahnya dari samping terlihat sangat cantik. Di titik itu saya langsung menjadi penggemar Koo Gyo Hwan, dia memang pantas mendapat penghargaan Best New Actor.
Saya juga melihat video saat proses pemotretan untuk posternya, wah! Benar-benar keren. Ekspresi para aktor / aktrisnya, latar tempat dan pencahayaannya, juga editing fotonya … hasilnya adalah poster film yang memukau. Rasanya ingin belajar sama fotografernya. Terbaik.
Koo Gyo Hwan ini kalau saya lihat di video-video wawancaranya atau di acara Netflix ketika promosi D.P. adalah tipe orang yang rada quirky dan kadang masih terlihat grogi. Tapi ketika akting selalu bagus dan luwes memerankan karakternya. Benar-benar orang yang menarik. Proyek film-filmnya juga lebih banyak terlibat di film indie dan film-film yang masuk daftar film festival, apalagi film-film pendeknya itu nyentrik semua. Saya jadi mengantisipasi proyek dia selanjutnya, kalau dia mengambil peran di drama; karakter seperti apa yang akan dibawakannya.
credit images: HanCinema
Komentar
Posting Komentar