Bungo Stage

Saya akan kembali membicarakan Bungo Stray Dogs (please bear with me) karena setiap buka twitter selalu muncul konten tentang BSD ini. Ya.. memang, sih, saya mengikuti akun fandomnya tentu aja akan selalu muncul postingan berkaitan dengan BSD, hehe. Ditambah saat ini sedang berlangsung pementasan stage play terbarunya, Storm Bringer di Jepang. Setiap hari aktor-aktornya membagikan foto-foto mereka di balik panggung, ahh, jadi ingin sekali menontonnya. 



Stage play kali ini mereka menyediakan fasilitas streaming untuk penonton international, jadi bisa nonton streaming live tanpa subtittle, bisa juga akses archive yang sudah ada subtittle. Kesempatan yang sangat menggiurkan bukan. Tapi semenggiurkan apapun logika saya tidak akan membiarkan jari-jari saya membeli tiket streaming seharga 4.200 yen. Teriakan-teriakan "Jangan impulsif kamu!" "Jangan ngadi-ngadi, ya! Kamu punya prioritas lain." selalu terdengar di kepalaku. 


Jadi saya memilih untuk bermeditasi di bawah air terjun saja.


Membayangkan bagaimana visual Storm Bringer di atas panggung, dalam light novelnya menurut saya ceritanya melelahkan dan sedih. Selain adegan bertarung yang habis-habisanketika membacanya saja rasanya capek sekaliada adegan Chuuya disiksa, diceritakan juga asal-usul Chuuya tentunya ini akan menjadi sangat emosional. Sudah terbayang akan jadi pentas panggung yang sangat menarik, terlebih visual para aktornya yang cocok dengan karakternya. Ahh.. betapa indahnya jika bisa menonton langsung.


Banyak penggemar yang puas dengan pemilihan castnya, baik secara visual maupun aktingnya, tentu saja saya sependapat. Apalagi Nakahara Chuuya masih diperankan oleh Ueda Keisuke yang... sudahlah dia sempurna sebagai Chuuya.



Ueda Keisuka sebagai Nakahara Chuuya
Selain postur tubuhnya yang pas dengan deskripsi karakter Chuuya, chibi dan cantik. Ueda hadir seperti karakter yang keluar dari manga, dari gestur, ekspresi dan suaranya benar-benar seperti chuuya. I'm head over heels for his Chuuya. Terlebih dari semua kostum dan style rambut Chuuya, paling suka yang versi Storm Bringer ini, terlihat lebih simple and classy.



Yoshihide Sasaki sebagai Paul Verlaine
Pertama kali lihat Yoshihide di Kuromyu sebagai Viscount Druitt memerankan karakter hentai and he nailed it. Di Bungo Stage ini dia memerankan karakter villain dengan visual yang cantik dan keren, mengaku sebagai kakaknya Chuuya. Gak heran kalau Ueda manggil dia Hide-sama dan mendeskripsikannya sebagai 'sugoi kirei niichan'. Karena karakter Verlaine belum muncul di anime jadi gak ada bayangan seperti apa, tapi dari visualnya sudah oke banget sesuai ilustrasi di light novel.



Ryujiro Izaki sebagai Shirase Buichiro
Shirase adalah salah satu (mantan) anggota The Sheep yang mengkhianati Chuuya. Karakternya di light novel sangat menyebalkan dan cukup beban, Dazai saja sampai mengabaikan keberadaannya. Tapi aktornya cukup cute. Hehe.




Dai Isono sebagai Adam Frankenstein
Adam ini adalah sosok robot android yang bertugas melindungi Chuuya dari Verlaine, suka melontarkan jokes android yang gak jelas tapi Chuuya selalu sabar menghadapinya. Sama seperti Verlaine, karakternya juga belum pernah muncul di anime. 



Yuki Kubota sebagai Profesor N
Profesor yang menciptakan kekuatan Arahabaki yang ada dalam diri Chuuya, mengetahui asal-usul Chuuya dan mengaku-aku sebagai ayahnya. Karakternya juga belum pernah muncul di anime, bahkan di light novelnya tidak ada ilustrasi visual wajahnya. 



Masakazu Nemoto sebagai Mori Ogai
Karakter Mori sebenarnya menyebalkan tapi di stage play sebelum-sebelumnya Mori suka muncul untuk melawak. Di cerita Storm Bringer kemunculannya sedikit tapi semoga lawakannya di panggung lebih lucu.



Hirotaka Kato sebagai Hirotsu Ryuro
Hirotsu adalah salah satu anggota veteran Port Mafia dan sering ditugaskan untuk menemani (baby sitting) Dazai dalam misi. Perannya di Storm Bringer juga sedikit tapi cukup penting. Make up Hirotaka ini cukup sukses, beneran terlihat seperti orang tua. 



Rui Tabuchi sebagai Dazai Osamu
Si emo prince yang banyak drama, karakter Dazai di usia remaja tuh dark banget. Kalau di stage play pertama saya bilang Hideya Tawada sangat cocok sebagai Dazai versi Detektif Agency. Rui berhasil membawakan karakter Dazai di usia 15/16 tahun yang tenang, suram, misteriussaat tidak sedang bersama Chuuya—lalu bisa jadi drama queen dan clingy ke Chuuya. 


The Flag

Beberapa karakter seperti Dazai, Shirase dan Hirotsu belum muncul di awal cerita jadi aktornya merangkap memerankan anggota The Flag. Rui selain menjadi Dazai juga berperan sebagai Lippmann, Hirotaka sebagai Piano Man, Ryujiro sebagai Albatross. Dan Ryujiro benar-benar cocok menjadi Albatross.

soukoku


duo gravity manipulator

Masih takjub dengan visual kakak adik gravity manipulator ini, kok, bisa Yoshihide dan Ueda tampil cantik dan keren di waktu yang sama, hmm.. Dengar-dengar Yoshihide melakukan make up-nya sendiri, wah, aktor panggung memang beda levelnya.


Kalau ngomongin Storm Bringer ini banyak sekali yang mau dibahas, sudah novelnya paling tebal jika dibandingkan dengan light novel lainnya. Latar waktu ceritanya adalah setahun setelah Chuuya bergabung dengan Port Mafia, sebelum dia menjadi eksekutif. Di sini Chuuya menjadi karakter utamanya. Meski awalnya agak bosan bacanya tapi setelah Dazai muncul semuanya menjadi semakin menarik. Suka sekali dengan Dazai di cerita Storm Bringer ini, selain kemunculannya bak pangeran yang menyelamatkan sang putri, kita bisa tau bagaimana Dazai menjadi strategist yang diandalkan oleh Mori. Pingin salim sama Asagiri-sensei, beneran keren banget menciptakan karakter dan cerita yang sangat menarik.

Semakin gak sabar menunggu Storm Bringer dibuat animenya, walaupun belum ada berita official akan dibuat anime, tapi tentu aja kemungkinannya besar. Pliss Bones Studio, onegaishimasu!

Bonus senyum Chuuya:



*foto-foto diambil dari akun twitter para aktornya

Komentar