Jadi terima saja?
Pagi ini seperti biasa gue naik kopaja dari Tanah Abang ke Slipi. Semuanya berjalan seperti biasa, jalanan macet karena angkot-angkot ngetem, udara panas, polusi asap knalpot, dan kopaja yang gue tunggu lama banget datangnya. Ketika kopaja datang gue langsung naik dan duduk di bangku yang kosong, lalu penumpang yang lain naik dan memenuhi semua bangku bahkan ada banyak yang rela berdiri berhimpitan. Benar-benar penuh sesak kopaja pagi ini. Yang tiba-tiba menggangu pikiran gue adalah disaat kopaja sudah penuh sesak seperti itu, keneknya masih saja menyuruh penumpangnya untuk bergeser dan memberi ruang buat penumpang lain yang mau naik. Kopaja udah penuh sesak dan keneknya masih menyuruh penumpangnya untuk bergeser. Gila. Anehnya kami sebagai penumpang yang 90% adalah pekerja kantoran dengan pakaian rapi, bersih dan wangi pasrah saja diperlakukan seperti hewan ternak yang diangkut dengan truk, berjubel. Apalagi keneknya dengan kasar berteriak-teriak menyuruh untuk berges...